Dalam buku itu juga menyebutkan, pemasaran 3.0 merupakan horizontal marketing. Yakni sebuah konsep pemasaran yang punya dasar-dasar baik pada orang lain.Â
Beda dengan pemasaran 1.0 adalah era dimana produsen memegang kendali dan pemasaran 2.0 era dimana konsumen diperlakukan layaknya raja. Pada pemasaran 3.0,antara pelaku usaha dan konsumen mengedepankan human spirit dalam pemasaran. Â
Saya tidak tahu apakah karyawan Gramedia paham soal esensi pemasaran 3.0 ini. Namun setidaknya dengan pendekatan hospitality karyawan yang diberikan kepada konsumen, itulah penjabaran horisontal marketing dan penerapan dasar-dasar baik pada orang lain. Â
Orang lain dimaksud adalah konsumen bukan saja diperlakukan sebagai raja, namun mendapat atensi berupa kenyamanan dan hospitality dalam pelayanan . Di satu sisi pelaku usaha mendapat atensi balik dari konsumen, berupa reputasi yang dibutuhkan dalam persaingan bisnis.
Kontinuitas horisontal marketing ini tentu harus dipertahankan oleh pihak Gramedia, agar bisa terus eksis di tengah kemajuan zaman. Kita tentu tidak berharap Gramedia akhirnya ikut terdegradasi karena dampak seleksi alam.
Sebagai konsumen, saya tentu bersyukur masih ada toko buku seperti Gramedia, dimana bisa membeli buku yang dibutuhkan. Karena saya termasuk yang masih suka membaca buku secara konvensional, ketimbang menggunakan aplikasi digital.
Selain itu saat berada di berbagai daerah, saya tidak lupa untuk berkunjung ke Gramedia untuk sekedar melihat -ihat buku terbaru. Disinilah saya melihat Gramedia bukan sekedar toko buku, namun sarana literasi dimana konsumen bisa mendapat referensi kekinian.
Setidaknya hingga kini alam sadar saya terkait toko buku yang kredibel, masih berpusar kepada Gramedia. Tentu setiap orang punya preferensi terhadap toko buku yang dianggap favorit dengan dirinya.
Satu hal yang menggembirakan adalah, perjumpaan saya dengan kaum muda saat berada di Gramedia. Ini bukti bahwa minat kaum muda tentu terhadap buku bacaan tidak luntur. Kesadaran bahwa membaca buku untuk penguatan kapasitas adalah sebuah keniscayaan.
Adagium bahwa buku adalah jendela dunia harus terus disosialisasikan kepada kaum muda, agar minat baca terus ada. Bahwa dengan membaca buku, akan banyak pengetahuan yang didapat.