Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melestarikan Saksi Sejarah di Tengah Modernitas Kota Surabaya

21 Maret 2023   11:40 Diperbarui: 21 Maret 2023   11:43 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Kapal Selam di pusat Kota Surabaya. Doc Pri

Paling terakhir Ruang 7 merupakan ruang torpedo buritan, pintu baterai serta tubus penyelamat yang berfungsi untuk penyelamatan diri keluar kapal.  

Meresapi Denyut Pertempuran

Mengeksplor isi dalam kapal selam terasa sesaat, karena panjang kapal hanya 76 meter dan lebar 6,30 meter. Mulai dari pintu masuk di Ruang 1, tidak terasa pengunjung sudah menjumpai pintu keluar yang berada di Ruang 7.

Namun melihat instrumen demi instrumen di dalam setiap ruang kapal selam, wisatawan dapat meresapi bagaimana suasana ketegangan di lautan yang melibatkan KRI Pasopati 410. Juga merasakan denyut pertempuran saat mengintai musuh yang mengancam kedaulatan bangsa.

Pintu bulat penghubung antar ruangan di dalam kapal selam. Doc Pri
Pintu bulat penghubung antar ruangan di dalam kapal selam. Doc Pri

Deretan foto para mantan komandan di KRI Pasopati-419. Doc Pri
Deretan foto para mantan komandan di KRI Pasopati-419. Doc Pri

Selain itu meresapi bagaimana para awak kapal tinggal dalam ruang sempit, ditemani torpedo berminggu-minggu dalam lautan. Harus mengintai dan menghancurkan garis lintas musuh (Anti shipping) khususnya saat Operasi Trikora pada tahun 1962.

KRI Pasopati-410 sendiri semasa aktif ditugaskan berada di garis depan, untuk memberikan tekanan psikologis terhadap lawan. Intinya setiap operasi penting, bertujuan menegakkan kedaulatan negara dan hukum di laut yuridiksi nasional.

Pengabdian KRI Pasopati 410 berakhir pada tanggal 25 Januari 1990 saat dinonaktifkan dari TNI Angkatan Laut. Dari dalam lautan, kini berganti peran di darat. Sebagai monumen yang bertujuan untuk mengedukasi wisatawan.

Selama bertugas sudah dipimpin oleh 12 Komandan. Yang pertama  adalah Mayor Laut (P) Sigitjoto Sudiryo dan terakhir Komandan Mayor Laut (P) Imam Zaki. Dari setiap pergantian Komandan, kita belajar bagaimana kepemimpinan diwariskan untuk bisa mempertahankan KRI Pasopati-410 bisa abadi hingga kini.

Inspirasi Destinasi Sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun