Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saat Sulteng Warnai Rangkaian KTT G20 Lewat Investasi Hijau

17 November 2022   14:58 Diperbarui: 17 November 2022   17:25 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penandatanganan HoA di B20 Summit di Bali yang dihadiri Gubernur Sulteng. Doc IG Anandya Bakrie

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia 2022 bertema "Recover Together, Recover Stronger" telah selesai dihelat di Pulau Dewata Bali. Namun ada satu momentum yang turut mewanai perhelatan geopoltik global tersebut.

Momentum tersebut yakni keterlibatan daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai satu satunya Provinsi di Indonesia yang turut mengambil bagian dalam perhelatan B20 Summit Indonesia 2022 sebagai rangkaian dari kegiatan KTT G20 di Bali.

Momentum keterlibatan Sulteng, yakni melalui acara Penandatangan Head of Agreement (HoA) PT Bakrie and Bothers Tbk dengan Envisions Group. Dimana Gubernur Sulteng Rusdy Mastura hadir langsung menyaksikan penadatangan HoA, bertempat di Bali Nusa Dua Coventions Center, beberapa hari lalu.

Gubernur Sulteng berkepentingan untuk hadir langsung di Bali, karena Sulteng menjadi daerah investasi dari Penandatanganan HoA tersebut. Turut menyaksikan penandatangan Menteri Investasi dan BPKPM juga delegasi dari Pemerintah Negara Inggris.

Momentum B20 Summit Indonessia 2022 menjadi momentum strategis bagi daerah Sulteng, mengingat potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliknya. Dimana lewat SDA tersebut dipastikan memberikan dampak siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Sulteng, karena memiliki posisi strategis dalam pengembangan industri nasional dan dunia.

Adapun penandatangan HoA antara PT Bakrie and Bothers Tbk dengan Envisions Group adalah sebagai tindak lanjut kedua perusahaan, dalam membangun kerjasama dibidang industri ramah lingkungan. Sebagaimana diketahui industri ramah llngkungan atau investasi hijau menjadi agenda penting dalam KTT G20 yang dikehendaki Indonesia dalam hal ini Presiden Jokowi.

Keseriusan Pemerintah Indonesia dalam meyakinkan berbagai negara untuk dapat berinvestasi dalam hal ini investasi hijau di Indonesia, tidak sekedar ucapan semata. Namun dibarengi pendekatan diplomasi yang disertai dengan fakta keunggulan serta potensi besar yang dimiliki.

Itulah sebabnya Presiden Jokowi dalam kapasitas sebagai Presidensi G20 (Sebelum beralih ke India), begitu percaya diri memainkan peran geopolitik global, guna menumbuhkan kepercayaan terhadap Indonesia dalam melakukan investasi hijau.

Presiden Jokowi  sampaikan tiga strategi dalam B20 Summit. Doc IG Presiden Jokowi
Presiden Jokowi  sampaikan tiga strategi dalam B20 Summit. Doc IG Presiden Jokowi

Soal investasi hijau tersebut ditegaskan oleh Presiden Jokowi dalam perhelatan B20 Summit Indonesai 2022, bahwa salah satu dari tiga strategi yang dijalankan Indonesia mengatasi sejumlah masalah ekonomi yang melanda dunia adalah, lewat strategi ekonomi hijau

"Dimana potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar. Para investor memiliki banyak kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia untuk membangun ekonomi hijau," ujar Jokowi sebagaimana dilansir lewat media sosialnya.

Dua strategi lainnya yang dilakukan Indonesia adalah hilirisasi dan industrialisasi bahan-bahan mentah yang dimiliki Indonesia. Selanjutnya strategi digitalisasi, dimana saat ini, sudah 19 juta usaha kecil dan mikro yang telah masuk ke sejumlah platform digital untuk memasarkan produk usahanya.

Sebagaimana diketahui investasi hijau merupakan investasi yang fokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola baik. Tujuannya untuk menjaga kelangsungan perekonomian dan kehidupan di muka bumi. Intinya investasi hijau ini menekankan pentingnya proteksi lingkungan. Ketika lingkungan terjaga, maka proses produksi tentu tidak akan terhambat.

Prospek Investasi Hijau di Sulteng

Terealisasnyai target investasi hijau di Indonesia dalam momentum B20 Sumit Indonesia 2022 tentu menjadi kabar baik bagi Indonesia dalam pemulihan dan antisipasi krisis ekonomi dunia. Di satu sisi membawa dampak signifikan bagi Sulteng, sebagai daerah yang menjadi bagian dalam terealisasainya investasi hijau tersebut.

Dari keterangan President Direktur Bakrie and Brothers, Anindya Bakrie sebagaimana dilansir media sosialnya, selain Net Zero Industrial Park, Bakrie dan Envision juga akan membangun destinasi wisata Net Zero Emission. Adapun proyek ini akan dibangun di daerah Sulteng, dimana Gubernur dan jajaran siap mensuport dan berkolaborasi.

"Bersama Envision yang dikenal di dunia industri sebagai perusahaan teknologi hijau terkemuka dunia dan penyedia teknologi Net Zero, kami akan bersama mengeksplorasi pengembangan proyek-proyek energi terbarukan dengan memanfaatkan tenaga angin, surya, dan lain sebagainya," tuturnya.

Prospek daerah Sulteng terkait investasi hijau tentu tidak bisa dinafikan. Potensi tenaga air, angin, dan surya yang diperlukan semua tersedia. Bahkan sumber daya material nikel untuk keperluan bahan baku kendaraan listrik juga sangat potensial. Itulah sebabnya jika investor melihat keberadaan Sulteng sebagai peluang investasi, menjadi momentum yang harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.    

Karena itu komitmen untuk mengembangkan investasi hijau di Sulteng oleh pihak investor, kita harapkan dapat terealisasi dengan baik.  Daya tarik daerah Sulteng bagi investor tentu diharapkan seiring sejalan dengan adanya kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Serta terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Namun dari geliat investasi hijau yang masuk ke Sulteng tentu tetap memperhatikan keseimbangan ekonomi dan ekologi. Potret kerusakan lingkungan yang berdampak dari keberadaan aktivitas investasi, adalah realitas yang masih terjadi hingga saat ini. Ketidakseimbangan antara pendapatan ekonomi dan upaya merawat ekologi, adalah dilema yang perlu menjadi perhatian serius untuk diatasi oleh pemerintah dan pihak investor.

Realitas ketidakseimbangan antara ekonomi dan ekologi dalam geliat investasi yang terjadi di berbagi daerah di Indonesia termasuk di Sulteng, merupakan problem bersama dan menjadi pekerjaan rumah untuk diatasi. Untuk itu warning Presiden Jokowi agar investasi hijau sebagai investasi yang ramah lingkungan harus tetap berada pada koridornya.

Karena ikim investasi yang diharapkan masuk ke Indonesia bukan saja bermuara pada adanya pemulihan ekonomi, pendapatan negara, serta terbukanya lapangan kerja. Namun lebih dari itu, investasi sejatinya turut serta memberikan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan.

Antara aspek ekonomi yang dihasilkan dari inventasi harus berbarengan dengan aspek ekologi. Jangan ada yang terggerus dari salah satunya. Tentu menjadi tantangan bagi Sulteng untuk membuktikan diri sebagai daerah yang menjadi pilar dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan ekologi dalam investasi hijau. Serta berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia  Net Zero Emission (Nol emisi karbon) tahun 2060.

Momentum perhelatan KTT G20 Indonesia 2022 yang dihelat di Bali boleh saja berakhir. Namun daerah Sulteng telah turut menjadi bagian dari lembaran sejarah perhelatan global yang sukses menghasilkan berbagai kesepakatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun