Adapun pengoperasian jalur kereta api Makassar-Parepare Tahap I, akan dibuka untuk angkutan penumpang pada ruas Stasiun Barru hingga Stasiun Maros sepanjang 71 kilometer. Sementara  angkutan barang akan beroperasi untuk ruas Stasiun Ramang-Ramang hingga Stasiun Garongkong sepanjang 80 kilometer.
Jika nantinya resmi beroperasi, maka ini akan menjadi sejarah bagi masyarakat di Kawasan Timur Indonesia pada umumnya dan Pulau Sulawesi pada khususnya. Karena keberadaan perkeretapian akan mewarnai peradaban kehidupan masyarakat, dalam menikmati moda transportasi tersebut.
Tentu ada yang beranggapan jangan membandingkan antara Pulau Jawa dengan Sulawesi. Peradaban perkeretaapian di Pulau Jawa sudah ada dari masa penjajahan Belanda. Adapun untuk Trans Sulawesi baru tahun 2015 dimulai pembangunannya.
Namun bicara soal lompatan kemajuan untuk sektor transportasi, adalah sebuah keharusan. Keberadaan kereta api di era modernisasi adalah sebuah keniscayaan. Apalagi dalam menunjang konektivitas lewat sarana transportasi yang nyaman, aman dan murah.
Selesainya Pembangunan Tahap I
Walaupun masih beroperasi di wilayah Provinsi Sulsel, namun setidaknya sebagai warga Sulawesi bisa turut senang, karena pada akhirnya kereta api sudah bisa beroperasi di Pulau Sulawesi. Apalagi jika nantinya bisa turut merasakan perjalanan kereta api di Trans Sulawesi.
Bayangkan harus menanti selama 77 tahun Indonesia merdeka, baru peradaban kereta api bisa hadir di Pulau Sulawesi. Dan ini bisa direalisasikan nanti diera Kepemimpinan Presiden Jokowi.
Tentu ini tidak lepas dengan masuknya pembangunan kereta api trans Sulawesi dalam percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, sebagaimana termuat dalam Peraturan Presiden No 09 Tahun 2020.
Sesuai desain dari Pemerintah, untuk proyek pembangunan jalur kereta api mengitari Pulau (Trans) Sulawesi direncanakan dengan total panjang lintasan mencapai 1.772 kilometer. Adapun nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 31,25 triliun.
Memang saat ini yang dikebut pembangunannya baru dari di Provinsi Sulsel untuk tahap I. Selanjutnya akan menyusul tahap berikutnya sesuai desain perencanaan yang dibuat Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sebagai leading sektornya.