Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dialektika Konfigurasi Capres Jelang 2024

6 September 2022   13:17 Diperbarui: 7 September 2022   10:05 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di satu sisi, publik dalam merespon konfigurasi politik yang ada, telah mengonversikan preferensi politiknya secara kongkret di ruang publik. Dan preferensi tersebut bisa terbaca lewat hasil survei elektabilitas para Capres yang sudah dirilis oleh sejumlah Lembaga Survei.

Bukan itu saja, berbagai relawan Capres yang sudah terbentuk di berbagai daerah, merupakan kristalisasi dari preferensi politik yang terorganisir secara masif. Walaupun pada akhirnya Parpol lah yang bisa mengusung Capres dalam Pilpres nanti, namun keberadaan relawan harus dibaca sebagai dukungan real kepada Capres tertentu.

Politik sejatinya bukan model matematika yang bisa dimaknai secara harafiah. Karena itu setiap konfigurasi yang terlihat di ruang publik tidak serta merta diterima sebagai sebuah kepastian. Karena politik setiap saat bisa berubah, apalagi waktu masih panjang hingga 2024. 

Framing Pendidikan Politik

Rasanya dialektika politik jelang 2024 akan berjalan beriringan dengan konfigurasi politik yang akan semakin intens dibangun oleh elit Parpol terlebih para Capres.

Dialektika sebagai bagian dari berdemokrasi tentu sah sah saja selama bertujuan mendinamisi konfigurasi politik yang dibangun oleh elit Parpol. Yang dihindari tentu saja model dialektika yang berpotensi mendegradasi dan memolarisasi anak bangsa.

Para elit Parpol tentu harus menjaga benar jangan sampai dinamika yang dibangun menimbulkan segregasi politik. Itulah sejatinya tugas dari Parpol. Walau tak bisa dielakkan jika Parpol punya kepentingan elektoral jelang Pilpres 2024, namun pencerahan politik harus tetap dikedepankan.  

Sampai di sini maka peran elit Parpol maupun Capres untuk melakukan framing pendidikan politik sangat dibutuhkan. Kita tidak menghendaki mereka para elit Parpol terlebih Capres, menjadi politisi hampa yang tidak memberikan pencerahan di ruang publik.

Framing pendidikan politik ini penting, agar dialektika politik di ruang publik akan lebih edukatif. Di satu sisi konfigurasi politik yang terbangun menjadi bagian dari instrumen berdemokrasi yang memberikan edukasi kepada publik.

Elit Parpol maupun para Capres menjadi garda terdepan dalam memberikan pencerahan politik di ruang publik. Karena itu langgam saja tidak cukup, harus juga disertai dengan skim serta narasi yang memadai.

Elit Parpol dan Capres harus mengambil bagian dalam mengarahkan dialektika terhindar dari kontra produktif, serta debat kusir yang tak berujung. Tentu saja pemahaman terhadap literasi, regulasi dan mekanisme harus dikuasai, sehingga narasi yang tersampaikan senantiasa berpijak pada tiga dimensi tersebut.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun