Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII tahun 2022 di Yogyakarta usai dihelat. Peserta dari seluruh Indonesia telah  kembali ke daerah masing masing membawa pulang kenangan akan momentum berkontestasi dalam suasana riang gembira.
Kontingen Sumatera Utara (Sumut) didaulat menjadi Juara Umum Pesparawi Nasional 2022 setelah meraih medali emas (Gold medal) terbanyak di 12 kategori lomba. Sumut pun membawa pulang Piala Presiden (Bergilir) yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum Pelaksana Pesparawi Nasional yang juga Wakil Gubernur Yogyakarta KGPAAÂ Paku Alam X.
Sementara Kontingen Jawa Barat ditetapkan sebagai Juara Champions terbanyak di tiga kategori lomba dengan poin tertinggi dan berhak membawa pulang Piala Lembaga Pengembangan Paduan Suara Nasional (LPPN). Acara penutupan dan pengumuman hasil lomba dilaksanakan di Jogya Expo Center dan dihadiri perwakilan dari LPPD Provinsi se Indonesia.
Adapun urutan peraih medali emas pertama (Champions) di 12 kategori Lomba meliputi, Solo Anak (7-9 tahun) Kontingen Sulawesi Tenggara. Solo Anak (10-13 tahun) Yogyakarta, Paduan Suara Anak (7-13 tahun) Sumatera Utara, Solo Remaja Putri Yogyakarta, Solo Remaja Putra Yogyakarta, Vocal Group Maluku, Paduan Suara Pemuda Remaja, Sulawesi Utara, Paduan Suara Dewasa Wanita Sumatera Utara, Paduan Suara Dewasa Pria,Jawa Barat, Paduan Suara Dewasa Campuran Sulawesi Utara, Â Musik Pop Gerejawi (Band) Jawa Barat dan Musik Gerejawi Nusantara (Etnik) Jawa Barat.
Sementara perolehan medali Kontingen Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Pesparawi Nasional XIII meliputi, Solo Anak (7-9 tahun) Medali Perak (Silver Medal) 4. Solo Anak (10-13 tahun) Silver 1, Paduan Suara Anak (7-13 tahun) Gold 16, Solo Remaja Putri Silver 1, Solo Remaja Putra Gold 20, Â Vocal Group Silver 15, Paduan Suara Remaja Pemuda Silver 2, Paduan Suara Wanita Silver 2, Paduan Suara Pria Silver 1, Paduan Suara Dewasa Campuran Silver 2, Musik Pop Gerejawi (Band) Silver 11 dan Musik Gerejawi Nusantara (Etnik) Silver 16.
Suasana pengumuman hasil lomba berlangsung meriah apalagi saat penyampaian peraih Champions dikategori lomba disambut sorak Sorai dari masing masing kontingen. Apalagi saat peraih Juara Umum disampaikan Kontingen Sumut bersorak gembira seakan melampiaskan rasa lelah usai perlombaan yang sengit dengan kontingen lain.
Papua Barat Tuan Rumah 2025
Propinsi Papua Barat terpilih sebagai Tuan Rumah Pentas Seni Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XIV tahun 2025 dalam Musyawarah Nasional (Munas) Pesparawi Nasional tahun 2022 di Yogyakarta. Dalam Munas telah disepakati kata Pesta diganti dengan Pentas Seni.
Papua Barat terpilih setelah mengalahkan Propinsi Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara dalam proses pemilihan oleh Lembaga Pengembangan Paduan Suara (LPPD) Propinsi se Indonesia. Adapun Pimpinan Sidang Munas adalah LPPD Propinsi Banten, NTT. dan Sulteng yang diwakili Kaleb Tokii selaku Sekertaris LPPD Sulteng.
Setelah resmi dipilih sebagai tuan rumah, selanjutnya dilakukan penyerahan Surat Keputusan (SK) Penetapan Papua Barat sebagai penyelenggara Pesparawi Nasional XIV tahun 2022 dari Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama (Kemenag) kepada Pengurus LPPD Propinsi Papua Barat.
Saat menyampaikan pemaparan dalam Munas di Yogyakarta, Perwakilan LPPD Provinsi Papua Barat menegaskan, akan menyiapkan Pesparawi Nasional 2025 secara all out. Bahkan dukungan sudah disampaikan Oleh Gubernur dan Bupati se Propinsi Papua Barat.
Peserta yang datang bisa melihat keindahan daerah Papua Barat termasuk destinasi wisata yang sudah terkenal yakni Raja Ampat. Â "Kami siap untuk Pesparawi Nasional 2025. Kami akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk seluruh peserta yang datang ke daerah kami," ujar Perwakilan Papua Barat.
Selain menyepakati Papua Barat sebagai tuan rumah 2025, Munas juga menyepakati tiga hal lain. Yakni menyepakati perubahan nama Pesta menjadi Pentas seni dan memasukannya dalan Revisi Peraturan Menteri Agama (PMA) no 19 tahun 2005 yang dileburkan bersama KMA no 769 tahun 2021.
Berikut menyepakati event Pesparawi didaftarkan ke UNESCO sebagai kekayaan musik Gereja dan warisan budaya dunia. Serta  mengusulkan kepada Dirjen Bimas Kristen Kemenag untuk mengupayakan PMA no 19 tahun 2005 menjadi Peraturan Presiden (Perpres) tentang penyelenggaraan event keagamaan.
Hal lain yang turut dibicarakan dalam Munas yakni soal penegasan sharing pendanaan Pesparawi Nasional antara Pusat dan Daerah. Mengingat Pesparawi Nasional merupakan event Pusat dalam hal ini Kemenag, maka alokasi dalam APBN harus lebih dominan dan didukung oleh APBD dari daerah yang menjadi tuan rumah pelaksanaan Pesparawi Nasional.
Refleksi Dari Pelaksanaan Yogyakarta
Selama pelaksanaan Pesparawi Nasional dihelat, mungkin baru di Pesparawi XIII di Yogyakarta tahun 2022 untuk pertama kali masing masing Kontingen harus berlomba sehari full untuk seluruh kategori.Â
 Jadi untuk Kontingen Sulteng yang mengikuti semua (12) Kategori Jumat kemarin, bisa dibayangkan bagaimana Tim Official harus pontang panting berpindah Venue perlombaan digelar. Terkadang kategori sudah dilombakan, Tim baru sampai di lokasi. Bahkan ada kategori lomba yang tidak sempat ditonton, karena jadwal yang mepet dan Venue yang terpisah.
Untungnya Venue perlombaan di empat lokasi sangat representatif (Tipe Studio), Yakni Auditorium Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sanata Dharma (USD) dan Institut Seni Indonesia (ISI). Dimana pendukung merasa nyaman menonton, walau setelah itu harus keluar jika kontingennya sudah tampil. Tujuannya agar pendukung dari Kontingen Provinsi lain yang akan berlomba, bisa menempati kursi yang tersedia.
Setelah berlomba selanjutnya peserta beri waktu jedah sejenak dan selanjutnya  dipersilahkan naik kendaraan Bus untuk menuju ke Akomodasi masing masing peserta. Intinya peserta yang berlomba, tidak memiliki banyak waktu untuk berlama lama di Venue. Â
Mungkin ini cara Panitia Pelaksana di Yogyakarta mensiasati event Nasional pasca Pandemi. Serta menghindarkan terjadinya keramaian karena banyaknya peserta dan pendukung yang ada di Venue. Tentu bisa dimaklumi jika skema ini diluar kebiasaan perhelatan Pesparawi Nasional sebelum sebelumnya. Dalam setiap event pasti ada kelebihan dan kekurangan, tak ada yang sempurna.
Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan  tentu sudah maksimal menghelat Pesparawi Nasional. Yogyakarta tetap istimewa sebagai tuan rumah. Semua peserta berkesempatan berlomba dalam pengaturan yang baik oleh Panitia dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Semoga dalam pelaksanaan Pesparawi Nasional XIV tahun 2025 di Papua Barat nanti, pelaksanaan lomba bisa  dipersiapkan lebih baik lagi sebagaimana yang sudah dilakukan tuan rumah Yogyakarta. Dimana perlombaan tidak lagi digelar selama sehari penuh untuk satu kontingen, agar memberi kesempatan tim official mendampingi peserta yang berlomba di seluruh kategori.
Selamat tinggal Yogya Istimewa sampai bertemu di Tanah Papua Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H