Sadar wisata ini sangat penting untuk memajukan destinasi wisata di sebuah daerah. Tidak bisa mengandalkan Pemerintah Daerah semata, namun perlu sinergitas dengan pelaku usaha dan masyarakat.
Ketiga, atraksi budaya berupa tarian adat menjadi hiburan wajib  yang selalu ditampilkan dalam berbagai agenda yang ada di Sulut. Seperti kegiatan Pertemuan Raya Nasional GMKI sejumlah tarian ditampilkan untuk menghibur peserta. Diantaranya Tarian cakalang,
dan Tarian Tumatenden atau Bidadari yang ditampilkan oleh generasi muda.
Pada akhirnya kunjungan ke destinasi wisata alam peserta memaknai elemen elemen alam yang harus dijaga dan dirawat. Di destinasi sejarah, memaknai perjuangan para pendahulu dalam memerdekakan bangsa ini.
Adapun kunjungan ke destinasi religi, memaknai keagungan Sang Pencipta dan diaplikasikan dalam kehidupan yang inklusif. Serta destinasi budaya, peserta memaknai pentingnya kearifan lokal sebagai sebuah eksistensi yang harus dilestarikan.
Rasanya terlalu singkat waktu untuk mengeksplore destinasi wisata yang ada di Sulut yang eksotis. Namun usainya kegiatan peserta harus kembali ke daerah masing masing. Selamat tinggal Bumi Nyiur Melambai, umur panjang kelak akan kembali lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H