Ada juga Jembatan Benteng setinggi kurang lebih 10-15 meter yang dibuat oleh Pemda Minahasa agar pengunjung atau wisatawan dapat melihat keseluruhan benteng dari ketinggian. Bisa juga untuk mengambil dokumentasi foto dengan latar belakang landscape Tondano yang eksotis.
Secara umum dari keseluruhan spot yang ada di Benteng Moraya, hanya dua spot yang bisa dikatakan sebagai spot sejarah. Yakni Kayu sisa Benteng dan Waruga. Selebihnya merupakan spot buatan untuk melengkapi keseluruhan spot di lokasi Benteng Moraya.
Karena lokasi benteng yang dikelilingi landscape Tondano yang eksotis berupa hamparan sawah, lembah dan pegunungan, maka direkomendasikan kepada wisatawan untuk menjadikan Benteng Moraya sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi di Sulawesi Utara.
Menariknya untuk berkunjung ke lokasi Benteng Moraya sama sekali tidak dikenakan tarif masuk. Pengunjung yang ingin berfoto dengan masyarakat adat Minahasa yang menggunakan atribut Kabasaran dikenakan biaya Rp 10.000. Jika berfoto dengan dua orang Kabasaran maka tarifnya Rp 20.000, namun bisa berkali kali sesi pengambilan gambar.
Jika ingin mendapatkan hasil cetak foto secara instans dikenakan tarif Rp 20.000 oleh fotografer profesional yang turut mencari rezeki di lokasi tersebut. Dipastikan Anda mendapat cetakan foto dengan hasil yang memuaskan.
Secara umum spot spot di lokasi Benteng Moraya sangat instagramable. Jadi selain melihat situs sejarah, pengunjung juga dapat mendokumentasikan gambar dengan spot yang menarik. Sore hari mungkin momen paling tepat jika ingin mendapat gambar yang terbaik.
Jika ingin menikmati kuliner tersedia gerai dan cafe untuk menikmati makanan atau minuman di lokasi dengan harga yang terjangkau. Namun menurut salah satu pengelola cafe, ada juga pengunjung yang tidak mampir sekedar minum atau makan.