Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pentingnya Kerjasama BMKG dan Pemda dalam Mitigasi Perubahan Iklim

4 Maret 2022   11:13 Diperbarui: 4 Maret 2022   12:12 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pejabat BMKG Palu saat menyerahkan dokumen jaring aspirasi kepada Senator Dapil Sulteng Lukky Semen. Doc Eko

Sementara dari pihak BMKG yang diwakili Stasiun Geofisika Kelas I dan Stasiun Meteorologi Kelas II Palu inventarisasi bagaimana komitmen BMKG dalam meningkatkan kecakapan sumber daya manusianya dan penggunaan teknologi mutakhirnya untuk kegiatan observasi, proses data, analisis, prediksi, hingga merilis peringatan dini.

Kemudian apa saja upaya yang telah dilakukan bersama dengan Pemda untuk melakukan mitigasi dan adaptasi terkait  perubahan iklim yang semakin menantang dan semakin kompleks untuk beberapa sektor ekonomi. Bagaimana diseminasi informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang dapat menjangkau hampir seluruh masyarakat di daerah tertentu menggunakan media apa saja.

Menyiapkan Program Kampung Iklim

Selain melakukan inventarisasi emisi GRK yang ada di daerah sebagaimana instruksi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi juga telah merencanakan dan mempersiapkan Program Kampung Iklim (Proklim) di daerah. Adapun Proklim merupakan program lingkup nasional, guna meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain di daerah, untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK.

Pemprov Sulteng sendiri mentargetkan Proklim dapat terealisasi sebanyak 360 di tahun 2024. Untuk itu Gubernur Sulteng sudah membuat surat edaran ke Kabupaten/Kota untuk mendukung pelaksanaan Proklim sebagai rencana aksi pengendalian perubahan iklim di daerah.
 
Selain itu Bappeda Sulteng lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan menggandeng para pihak termasuk LSM untuk berkolaborasi mensukseskan Proklim di tahun 2024. Sebagai keseriusan merealisasikan program tersebut, untuk Provinsi Sulteng sudah mendapatkan dua sertifikat Proklim dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian LHK.  

Jaring aspirasi Anggota Komite II DPD RI Senator Lukky Semen bersama BMKG Palu dan DLH Sulteng di Palu. Doc Eko 
Jaring aspirasi Anggota Komite II DPD RI Senator Lukky Semen bersama BMKG Palu dan DLH Sulteng di Palu. Doc Eko 

Proklim ditargetkan untuk diterapkan pada 20.000 perkampungan di seluruh Indonesia pada tahun 2024, termasuk juga di wilayah Sulawesi tengah. Diharapkan lewat program ini, rencana penyerapan gas rumah kaca (GRK) dapat diadaptasi juga.

Proklim diimplementasikan melalui dua komponen utama program, yaitu komponen adaptasi dan komponen mitigasi. Komponen adaptasi mempunyai program-program yang terdiri dari, pengendalian kekeringan banjir dan longsor. Peningkatan ketahanan pangan. Penanganan kenaikan muka laut, rob, dan abrasi, serta Pengendalian penyakit terkait iklim.

Adapun Komponen mitigasi mempunyai program program yang terdiri dari Pengelolaan sampah, limbah padat dan cair. Penggunaan energi baru terbarukan. Budidaya pertanian rendah emisi GRK. Peningkatan tutupan vegetasi serta Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Setiap tahunnya, Kementerian LHK menghadiahkan penghargaan Proklim Lestari kepada lokasi lokasi di mana Proklim dilaksanakan dengan baik.

Manfaat Program Kampung Iklim meliputi, meningkatnya ketahanan masyarakat dalam menghadapi variabilitas iklim dan dampak perubahan iklim. Terukurnya potensi dan kontribusi pengurangan emisi GRK suatu lokasi terhadap pencapaian target penurunan emisi GRK nasional.

Selain itu tersedianya data kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta potensi pengembangannya di tingkat lokal yang dapat menjadi bahan masukan dalam perumusan kebijakan, strategi dan program terkait perubahan iklim. Tersosialisasinya kesadaran dan gaya hidup rendah karbon. Serta meningkatnya kemampuan masyarakat di tingkat lokal untuk mengadopsi teknologi rendah karbon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun