Menggunakan seragam kerja bukanlah bentuk gagah-gagahan, apalagi untuk pamer kepada publik. Menggunakan seragam kerja selain sebagai sebuah identitas, juga sebagai pemantik spirit saat bertugas. Baik dalam pertemuan formil maupun saat berada di lapangan.
Sebagai seorang staf yang bekerja di sebuah lembaga, saya memang tidak diwajibkan menggunakan seragam kerja. Keseharian saya lebih sering menggunakan pakaian bebas rapi.
Namun saat pertemuan resmi dengan mitra kerja, sesekali saya menggunakan seragam kerja menyesuaikan dengan pimpinan. Apalagi saat pertemuan bersama instansi pemerintah, maka menggunakan seragam sebuah keharusan.
Ini selain bentuk penghargaan terhadap instansi pemerintah yang menjadi relasi atau mitra kerja, juga untuk memudahkan mitra kerja dalam mengenal identitas kami lewat seragam yang digunakan.
Demikian pula saat turun lapangan ke pelosok daerah di wilayah Sulawesi Tengah menemani pimpinan yang kebetulan seorang senator, maka saya menggunakan seragam sebagai penanda sedang bertugas lapangan.
Namun lebih dari pada itu menggunakan seragam adalah untuk memantik spirit atau semangat dalam bertugas.Â
Lewat spirit yang hadir lewat seragam kerja, maka saya akan lebih percaya diri dan egaliter saat berada di lapangan.
Memang ada kebanggaan sendiri menggunakan seragam kerja di lembaga tempat saya bekerja, karena tidak semua orang berkesempatan untuk bisa bekerja di lembaga tersebut.Â
Saya merasakan saat bertugas menggunakan seragam, gaya hidup juga menjadi lebih efektif. Namun perlu dicatat, kebanggaan yang dimaksud bukan untuk gagah-gagahan, apalagi untuk pamer ke orang banyak.Â
Seakan akan ingin mempertegas bekerja di sebuah lembaga, eh datang datang pakai seragam. Dicatat ya, bukan itu tujuannya.