Makanya komposisi pemain yang diturunkan pelatih STY di Leg Pertama tentu sudah diperhitungkan secara matang oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut. Dirinyalah yang paling tahu siapa yang paling siap bermain dan skema seperti apa yang harus diterapkan saat melawan Thailand.
Maka menjadi heran jika kemudian ada pendukung di tanah air  yang mengkritik keras pelatih STY telah keliru menurunkan komposisi pemain serta keliru menerapkan skema permainan melawan Thailand. Hello. Yang pelatih siapa yang mengkritik siapa.
Sebagai pendukung Timnas Indonesia selayaknya kita memberi semangat kepada pemain untuk bermain lebih baik di Leg Kedua. Memberikan kritik perlu, tapi harus yang rasional. Tidak sebaliknya merasa lebih hebat dari STY. Karena harus diakui Thailand memang bermain lebih baik dan lebih unggul dari berbagai aspek.
Sebenarnya menang atau kalah dalam sebuah pertandingan adalah hal biasa. Hanya saja ekspektasi kita terhadap Timnas Indonesia untuk menang terlalu berlebihan, sehingga mengesampingkan bahwa lawan memang lebih pantas menang karena bermain cantik.
Adapun soal nasi kotak dan kerja keras bukanlah pembenaran dari pelatih STY untuk mencari kambing hitam. Sebagai pelatih profesional, STY tentu sangat paham jika mengkonsumsi nasi kotak dalam sebuah laga yang mengurus energi, sangat tidak layak untuk memulihkan stamina pemain.
Dan itu bisa berdampak pada kerja keras pemain yang bertanding selama 90 menit dengan tensi yang sangat  tinggi. Apalagi melawan Tim Gajah Putih Thailand yang bertanding seperti kesetanan, membombardir pertahanan Garuda  Indonesia tanpa henti, sehingga kebobolan empat kali.
Marilah kita tinggalkan polemik soal nasi kotak. Biarlah itu menjadi evaluasi untuk tuan rumah Singapura. Kita tetap mensupport Timnas Indonesia agar dapat memberikan perlawanan maksimal di final Leg Kedua nanti. Kalah atau menang kita tetap cinta Timnas Indonesia. Â Karena Garuda selalu didada.
Selamat menyongsong Tahun Baru 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H