Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nasi Kotak, Kerja Keras dan Kekalahan Timnas Indonesia

31 Desember 2021   11:51 Diperbarui: 31 Desember 2021   13:29 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia saat melawan Timnas Thailand. Doc IG PSSI

Dalam sebuah kesempatan kepada media massa, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong (STY) mengatakan, dirinya  mengeluhkan pemberian nasi kotak untuk pemainnya yang berlaga di ajang Piala AFF 2020 Singapura. Karena tidak layak dalam memulihkan stamina pemain yang kelelahan.

Pernyataan STY soal nasi kotak segera direspon hangat oleh pendukung Timnas di tanah air dan menjadi viral. Apalagi pasca kekalahan Timnas Indonesia oleh Thailand 0-4. Soal nasi kotakpun menjadi bahan perbincangan, sebagai salah satu penyebab kekalahan Timnas Indonesia.

Pada kesempatan lain pelatih STY kepada media massa juga mengatakan, siapa yang tidak ingin juara pada piala AFF 2020 ini. Indonesia juga ingin juara. Tapi untuk menjadi juara tidak sekedar bicara, namun harus disertai dengan kerja keras di lapangan.

Dalam laga melawan Thailand, kita bisa melihat bagaimana Timnas Indonesia telah bekerja keras bahkan pontang panting di lapangan untuk membendung serangan demi serangan Timnas Thailand. Namun apa boleh buat, Indonesia harus menerima kenyataan kebobolan empat gol.

Timnas Indonesia juga sebenarnya sudah bekerja keras untuk bisa membuat gol ke gawang Thailand. Namun dewi fortuna sepertinya belum berpihak ke Timnas. Beberapa peluang yang tercipta, belum bisa menjebol gawang Thailand.

Hingga akhir pertandingan pun Timnas Indonesia masih punya semangat untuk berusaha memperkecil kekalahan. Ini bukti bahwa spirit kerja keras yang ditanamkan pelatih STY kepada  anak didiknya, telah diaplikasikan secara kongkrit di lapangan, hingga pluit berakhirnya pertandingan dibunyikan.

Namun harus diakui Timnas Thailand lebih unggul dari Indonesia. Baik dari kemampuan individu (Skill bermain), kekompakan tim (Bermain rapi dan terarah) serta skema permainan (Menyerang dan pressure ketat) yang mampu menekan Indonesia sepanjang pertandingan. Gol demi gol yang tercipta ke gawang Indonesia, adalah bukti keunggulan tiga aspek tersebut oleh Timnas Thailand.

Pelatih STY sebenarnya sudah menyadari, jika Timnas Thailand adalah tim tangguh dan mempunyai mental bertanding yang baik. Itulah sebabnya beberapa kali STY menyebutkan soal kesiapan mental dan kerja keras dari Timnas Indonesia di laga final.

Pelatih Timnas Indonesia STY memberi instruksi. Doc IG PSSI
Pelatih Timnas Indonesia STY memberi instruksi. Doc IG PSSI

Makanya komposisi pemain yang diturunkan pelatih STY di Leg Pertama tentu sudah diperhitungkan secara matang oleh pelatih asal Korea Selatan tersebut. Dirinyalah yang paling tahu siapa yang paling siap bermain dan skema seperti apa yang harus diterapkan saat melawan Thailand.

Maka menjadi heran jika kemudian ada pendukung di tanah air  yang mengkritik keras pelatih STY telah keliru menurunkan komposisi pemain serta keliru menerapkan skema permainan melawan Thailand. Hello. Yang pelatih siapa yang mengkritik siapa.

Sebagai pendukung Timnas Indonesia selayaknya kita memberi semangat kepada pemain untuk bermain lebih baik di Leg Kedua. Memberikan kritik perlu, tapi harus yang rasional. Tidak sebaliknya merasa lebih hebat dari STY. Karena harus diakui Thailand memang bermain lebih baik dan lebih unggul dari berbagai aspek.

Sebenarnya menang atau kalah dalam sebuah pertandingan adalah hal biasa. Hanya saja ekspektasi kita terhadap Timnas Indonesia untuk menang terlalu berlebihan, sehingga mengesampingkan bahwa lawan memang lebih pantas menang karena bermain cantik.

Adapun soal nasi kotak dan kerja keras bukanlah pembenaran dari pelatih STY untuk mencari kambing hitam. Sebagai pelatih profesional, STY tentu sangat paham jika mengkonsumsi nasi kotak dalam sebuah laga yang mengurus energi, sangat tidak layak untuk memulihkan stamina pemain.

Dan itu bisa berdampak pada kerja keras pemain yang bertanding selama 90 menit dengan tensi yang sangat  tinggi. Apalagi melawan Tim Gajah Putih Thailand yang bertanding seperti kesetanan, membombardir pertahanan Garuda  Indonesia tanpa henti, sehingga kebobolan empat kali.

Marilah kita tinggalkan polemik soal nasi kotak. Biarlah itu menjadi evaluasi untuk tuan rumah Singapura. Kita tetap mensupport Timnas Indonesia agar dapat memberikan perlawanan maksimal di final Leg Kedua nanti. Kalah atau menang kita tetap cinta Timnas Indonesia.  Karena Garuda selalu didada.

Selamat menyongsong Tahun Baru 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun