Ini sekedar gambaran dari Rekam Jejak seorang calon yang bisa jadi tolak ukur Ketua Umum GKST yang ideal kedepan. Tidak menutup kemungkinan ada tambahan kriteria lain guna melengkapi rekam jejak tersebut. Sah sah saja asal tujuannya untuk  memperkuat aspek penilaian kapasitas seorang calon.
Harus diakui ditengah modernitas jaman saat ini, tantangan pelayanan GKST semakin kompleks. Bukan saja secara internal namun juga secara eksternal yang dapat berdampak terhadap eksistensi GKST dengan jemaatnya yang tersebar di berbagai tempat.
Secara internal sudah sering disebutkan tantangan yang dihadapi GKST yakni keberadaan jemaat jemaat yang mengalami keterbatasan dalam pelayanan. Kondisi kesejahteraan para Hamba Tuhan yang bertugas di daerah terjauh. Serta belum maksimalnya pengelolaan aset Sinode yang dapat mendukung kemandirian GKST.
Pun juga secara eksternal pengaruh globalisasi memunculkan dampak individualisme, materialisme dan ekslusifisme di kalangan jemaat. Pengaruh digitalisasi memunculkan dampak disrupsi dan posttruth yang bermuara pada terjadinya polarisasi berjemaat dan bermasyarakat.
Terhadap tantangan tersebut tidak salah jika Sidang Sinode selayaknya dapat menghadirkan Pemimpin yang dapat membawa kemajuan bagi GKST. Pemimpin yang dapat menjadi solusi terhadap kompleksitas pergumulan yang dihadapi GKST saat ini.
Bukan berarti Pemimpin sebelumnya tidak melakukan terobosan. Karena secara periodik pastilah ada report yang harus disampaikan Pengurus sebelumnya dalam setiap perhelatan Sidang Sinode. Report tentang apa saja yang sudah dilakukan dan yang belum. Ini penting agar Sidang Sinode punya referensi dan rumusan terhadap arah GKST kedepan.
Tentunya harapan besar ada dipundak Pemimpin baru kedepan dengan melihat keberadaan GKST dalam tiga dimensi sekaligus. Yakni Geopolitik, Geoekonomi dan Geostrategis.
Dalam dimensi Geopolitik keberadaan GKST penting dalam membangun iklim moderasi beragama bersama sama dengan Lembaga Keumatan lainnya di Sulawesi Tengah. Sekaligus secara bersama berperan dan bersinergi terhadap pembangunan daerah yang kondusif dan egaliter.
Dalam dimensi Geoekonomi, keberadaan GKST yang begitu besar dengan basis basis produktif jemaatnya diwilayah pedesaan  adalah potensi penyangga sektor ekonomi daerah jika dikelola secara maksimal. Ditambah lagi dengan aset Sinode merupakan prospek besar membangun kemandirian ekonomi. Â