Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Luwuk dan Salakan, Terselip Curhat dan Aspirasi Penyuluh

4 Januari 2021   15:17 Diperbarui: 5 Januari 2021   16:03 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama penyuluh perikanan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Doc Pri

Perjalanan dari Banggai ke Banggai Kepulauan via kapal laut. Doc Pri
Perjalanan dari Banggai ke Banggai Kepulauan via kapal laut. Doc Pri

Penyuluh Perikanan pun mengalami kondisi yang sama dalam jumlah tenaga lapangan. Di Kabupaten Banggai Kepulauan yang produksi perikanan tangkapnya lebih dari 100 ribu ton pertahuan itu, tenaga penyuluh perikanan yang bertugas di wilayah tersebut hanya sebanyak 10 orang.

Hal ini jelas masih kurang dan tidak berimbang dengan luas wilayah dan Kecamatan yang harus dijangkau. Akibatnya ada tenaga penyuluh yang harus mencakup dua Kecamatan sekaligus.

Aspirasikan Dukungan Fasilitas

Sebagai daerah yang memiliki potensi yang besar terhadap sektor pertanian dan perikanan, maka mau tidak mau suka tidak suka, penguatan terhadap keberadaan penyuluh Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepualuan harus dioptimalkan. Tentu saja termasuk tenaga penyuluh yang ada di Kabupaten lain dI Provinsi Sulteng yang juga punya prolematika yang sama.  

Kendala minimnya anggaran, sarana dan faslitas untuk menunjang kinerja dan tugas penyuluh di lapangan menjadi problem yang tiap tahun selalu disuarakan dan menjadi bahan curhat jika bertemu wakil rakyat maupun pejabat instansi terkait. Keterbatasan fasilitas transportasi misalnya, turut menjadi kendala penyuluh dalam melakukan tugas operasional di lapangan.

Keterbatasan sarana dan faslitas kerja seperti komputer dan printer menjadi urgen untuk dimiliki namun tidak bisa disediakan, akibatnya ada penyuluh yang harus membeli sendiri fasilitas komputer karena tidak disiapkan oleh instansi terkait. 

Bahkan penyuluh perikanan di Kabupaten Banggai Kepulauan sampai harus meminjam fasilitas printer yang ada di Dinas Perikanan. "Syukurlah pihak Dinas masih berbaik hati meminjamkan ruangan dan fasilitas printer untuk kami," tutur Koordinator penyuluh Perikanan.

Soal minimnya anggaran untuk mendukung kinerja disampaikan langsung oleh penyuluh. Bahkan menjadi bahan curhat dimana biaya orerasional untuk tenaga penyuluh semenjak dulu hingga sekarang belum ada kenaikan. Dimana hingga kini honor transportasi untuk penyuluh pertanian masih sebesar Rp 500 ribu per bulan. 

Nominal honor tersebut tidak seimbang dengan jangkauan wilayah kerja yang harus ditempuh oleh penyuluh, sehngga disarankan kepada Pemerintah perlu memikirkan untuk menaikkan honor operasional tersebut.

Aktivis bongkar muat logistik di pelabuhan Salakan Banggai Kepulauan. Doc Pri
Aktivis bongkar muat logistik di pelabuhan Salakan Banggai Kepulauan. Doc Pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun