Kondisi jalan antara Desa Tongoa dan Desa Lembantongoa harus melewati medan berat dan mendaki. Pengendara harus waspada melewati jalur terjal dengan jurang disamping dan gunung yang rawan longsor.
Kondisi inilah yang membuat alat berat seperti excavator tidak bisa masuk ke desa untuk melakukan normalisasi sungai saat banjir meluap dan merusak lahan kebun dan pertanian warga. "Normalisasi sungai tidak bisa dilakukan karena alat berat tidak bisa masuk ke Desa," tutur warga.
Menyikapi aspirasi warga selaku anggota Komite II DPD RI yang membidangi infrastruktur Lukky Semen mengakomodir aspirasi warga tersebut guna inventarisasi materi untuk dikomunikasikan dengan pihak Pemerintah Daerah dan juga Kementerian PUPR untuk penanganannya.
Di mana jika memungkinkan  lewat Institusi Balai Kementerian PUPR yang ada di Daerah dapat memberikan dukungan jika Pemerintah Daerah mengalami keterbatasan anggaran.
Semoga ke depan jembatan rusak yang melintasi sungai Lembantongoa dapat diganti dengan jembatan permanen, sehingga kendaraan tidak lagi melintasi sungai yang  berdebit air deras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H