Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerdas Berbagi Bentuk Solidaritas dalam Ketidakpastian

30 Juni 2020   15:41 Diperbarui: 30 Juni 2020   16:09 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi bantuan di salah satu Pantu Asuhan. Doc Pri

Sementara berbuat solider terhadap sesama, apalagi yang sangat memerlukan bantuan adalah aktualisasi nilai nilai kemanusian yang paling hakiki. Membantu sesama adalah sebuah panggilan kemanusian, apapun kondisi yang sedang kita hadapi. Berbagi yang didasari dengan perhitungan untung rugi, bukanlah sebuah ketulusan dan keiklasan. Sebaliknya berbagi karena didasarkan ketulusan dan keiklasan, senantiasa membuat berkat rejeki terbuka lebar.

Jika harus memilih, saya dan mungkin juga yang lain yang sudah melakukan aksi kemanusiaan, tidak mempersoalkan kondisi keuangan agak tergerus, demi solidaritas kemanusiaan. Namun solidaritas tersebut harus dibarengi dengan kecerdasan untuk bisa berbagi, karena tidak semua harus mendapat bantuan. Ada yang lebih layak dan ada yang lebih proritas.

  • Jika harus semua dibantu dan dibagi, maka sebanyak apapun bantuan yang sudah disiapkan tidak akan pernah cukup. Itulah sebabnya Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) diperuntukkan bagi mereka yang benar benar membutuhkan dan sama sekali tidak termasuk skema penerimana bantuan yang lain. 

Pengalaman dalam berbagi dan menyalurkan bantuan sembako bagi mereka yang membutuhkan dimasa pandemi corona bersama Senator dapil Sulawesi Tengah Lukky Semen beberapa waktu lalu, adalah sebuah bentuk menjaga asa dan optimisme dalam situasi ketidakpastian. Sebuah panggilan untuk dapat berbagi, dalam situasi yang penuh tantangan dan pergumulan.

Tantangan karena harus dijalani dalam masa pandemi dan dilakukan dengan prosedur physical distancing agar kesehatan selalu terjaga. Sementara pergumulan karena tidak semua orang bisa dibantu, karena situasi dan kondisi. Toh sebanyak apapun bantuan yang disiapkan, tetap tidak akan cukup cukup, apalagi dalam lingkup wilayah yang luas dan volume masyarakat yang membutuhkan.    

Rasanya sudah banyak yang dibantu dengan pendekatan bagi mereka yang layak mendapat bantuan. Seperti sewaktu memberikan bantuan kepada  masyarakat pedagang kecil, kaum lansia dan janda serta panti asuhan yang terdampak pandemi. Namun terlalu banyak juga yang memerlukan bantuan yang sama. Dan bagi yang belum sempat terbantu, itu bisa terwujud jika dilakukan secara bersama sama dan bergotong royong.

Satu hal yang perlu dicatat, bahwa dalam kondisi ketidakpastian, ternyata modal sosial itu masih bekerja dalam kehidupan masyarakat kita. Yakni rasa kebersamaan, dan persaudaraan dari mereka yang punya kepedulian dan panggilan kemanusiaan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun