Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung, Perjamuan Kudus dan Ibadah Online

10 April 2020   14:54 Diperbarui: 10 April 2020   18:13 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibadah peringatan Jumat Agung secara online. Doc Pri

Gereja dalam hal ini umatnya, justru harus terus terbuka sebagai perwujudan 'penebusan' bagi pergumulan sesama saudara kita yang membutuhkan. Inilah yang disebut Ebenhaizer I Nabon Timo, gereja sebagai sebuah jalan hidup yang berkaraktter imitatio christy (Mengikuti Jejak Kristus). Dimana Gereja harus menampakkan diri sebagai tanda kemanusiaan baru dari pada sekedar sebuah organisasi.    

Khadim di GKST Jemaat Imanuel Palu. Doc Pri
Khadim di GKST Jemaat Imanuel Palu. Doc Pri

Melewati Jumat Agung ini maka maka pada hari ketiga kita kan menghadapi perayaan Paskah atau kebangitan Kristus. Dimana merefleksikan paskah berarti merefleksikan perjalanan kehidupan Kristus di masa masa kesengsaraannya, hingga mati dan bangkit kembali. Kiranya Paskah yang akan kita rayakan ini, membuat kita umat Kristiani dapat mengaktualisasikan sikap humanis Yesus Kristus yang mengajarkan kebaikan, kasih dan keteladanan.  Keinsyafan kita akan sikap apatis dan egois, adalah kebangkitan dari 'matinya' nurani dan tindakan hidup yang salah.

Kesadaran untuk selalu berhikmat Itulah sesungguhnya kesadaran akan Paskah yang sejati. Kesadaran untuk menjalani fase pandemik corona guna memberi manfaat bagi sesama anak bangsa, merupakan aktualisasi iman, guna menghindari kita dari kematian nurani dan nilai kemanusian.

Dalam hidup kita sebagai umat yang percaya, berhadapan dengan hinaan, kesengsaraan, dan penderitaan merupakan sesiuatu yang tidak terelakkan dan harus diterima sebagai sebuah keniscayaan. Namun ketidakmampuan kita dalam membangun hidup damai dan bermanfaat buat sesama, itulah kematian iman yang sesungguhnya.

Pada akhirnya Paskah adalah soal pilihan. Sebagaimana Yesus yang lebih memilih penderitaan dan kematian. Maka rasanya kitapun harus memilih dalam menyikapi realitas kehidupan kekinian dengan konpleksitas problematika. Yakni antara memilih jalan 'via dolorosa'  sebagai bentuk pengorbanan demi kebaikan banyak orang. Atau sebaliknya jalan kematian iman sebagaimana dilakukan mereka yang sudah menyalibkan Kristus.

Firman Tuhan dalam Amsal 21:21 mengatakan, siapa mengejar kebenaran dan kasih, akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan. Semoga peringatan Jumat Agung serta Perayaan Paskah tahun ini dalam krisis pandemik corona, membuat kita dapat terus mengikuti jejak Kristus. Yang membuat kita menjadi insan manusia yang senantiasa rendah hati, mau berkorban dan mengasihi sesama manusia.

Palu, 10 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun