Memasuki musim penghujan, tentu saja banyak hal yang menjadi perhatian terutama pada kesehatan anggota keluarga serta kebersihan rumah dan sekitarnya. Selain rajin membersihkan rumah dan lingkungannya agar dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk pembawa virus demam berdarah.Â
Menggunakan anti nyamuk pada jam aktif nya nyamuk yaitu pada pagi dan sore menjelang malam hari juga menjadi hal yang tak kalah pentingnya. Namun, memilih anti nyamuk yang aman untuk digunakan dan tentu saja ampuh membasmi nyamuk bukanlah perkara mudah.Â
Banyak hal yang tentu penting untuk diperhatikan, terutama kandungan dan senyawa yang terdapat pada anti nyamuk. Sebab, kandungan yang terdapat pada anti nyamuk dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keluarga terutama anak-anak.
Anti nyamuk yang mengandung senyawa berbahaya dan dalam takaran yang berlebihan akan dapat berakibat buruk bagi anggota keluarga. Penggunaan anti nyamuk dengan bahan dasar senyawa kimia, dapat menjadi hal yang cukup rumit.Â
Sebab, tidak semua anti nyamuk mengandung bahan dasar yang aman bagi seluruh anggota keluarga, sedangkan sangat penting untuk tetap menggunakan anti nyamuk apalagi di musim penghujan.
Berdasarkan kutipan dari Grid, beberapa senyawa yang terdapat pada anti nyamuk berbahan dasar kimia adalah senyawa berjenis bahan kimia sintetik yang merupakan golongan pestisida.Â
Organofosfat (Diklorvos/DDVP) dan Karbamat merupakan senyawa yang biasanya terkandung dalam anti nyamuk, kedua senyawa ini tentunya memiliki dampak bagi kesehatan.Â
Disebutkan bahwa senyawa organofosfat dan karbamat dapat menghambat kerja enzim yang bekerja pada sistem sawar otak yakni enzim acetylcholinesterase (AChE) sehingga dapat memicu transfer sinyal atau dapat disebut neurotransmitter pada saraf manusia.
Pada umumnya, anti nyamuk yang banyak dipasarkan, mengandung bahan campuran dengan senyawa kimia berjenis insektisida. Dimana insektisida sangat berbahaya, apalagi jika digunakan tidak secara proporsional.
 Karena itu, memperhatikan takaran dan jenis senyawa yang terkandung dalam anti nyamuk menjadi sangat penting untuk diperhatikan, apalagi bagi mommies yang memiliki anak-anak dan bayi.
Bahan Alami Pengusir Nyamuk
Air Bawang Putih
Mencampurkan air dan bawang putih merupakan salah satu cara untuk mengusir nyamuk. Campuran air dan bawang putih yang sudah didiamkan dapat digunakan sebagai anti nyamuk semprot, dengan cara menyemprotkan campuran air dan bawang putih pada bola lampu ruangan.Â
Bola lampu yang memanas kemudian akan menyebarkan aroma bawang putih di ruangan, karena campuran air dan bawang putih tadi menguap oleh panas lampu.
Lemon Eucalyptus
Anti nyamuk alami dengan bahan dasar minyak lemon eucalyptus, juga dapat menjadi pilihan. Sebab, zat yang terkandung dalam minyak dapat memberikan perlindungan jangka panjang dan sangat efektif untuk mengusir nyamuk.
PeppermintÂ
Tidak kalah efektif nya dengan minyak lemon eucalyptus, minyak esensial peppermint juga terbukti efektif mengusir nyamuk. Cukup hanya dengan mencampurkan beberapa tetes minyak esensial peppermint dengan satu gelas air dalam sebuah botol spray. Â
Lalu kocok campuran tersebut dengan baik, setelah itu semprotkan pada kulit. Dengan begitu kamu dapat terhindar dari gigitan nyamuk tanpa menggunakan bahan kimia. Dengan menggunakan bahan alami, tidak hanya terhindar dari gigitan nyamuk mommies juga dapat menjaga kesehatan keluarga.
Tanaman Serai
Tanaman serai terkenal dengan khasiatnya dalam mengusir nyamuk. Aroma nya yang kuat dan khas, tanaman ini bisa dijadikan pengusir nyamuk yang harus. Salah satunya adalah spray anti nyamuk lokal Maharati. Sudah saya buktikan sendiri bahwa aroma serai alami nya bisa untuk pengharum ruangan juga.
Hal ini menunjukkan bahwa dari perlindungan alam, brand lokal mencoba untuk membantu keluarga Indonesia tetap sehat dan aman. Bisa digunakan untuk anak, dewasa, ibu hamil dan menyusui, spray anti nyamuk Maharati sangat terjangkau untuk seluruh keluarga Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI