Mohon tunggu...
Efi Fitriyyah
Efi Fitriyyah Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Bandung

Blogger Bandung

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool di Pekan Ke-17, Seri Rasa Kalah

20 Desember 2023   15:14 Diperbarui: 20 Desember 2023   17:46 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: The Telegraph

Saya rasa semua fans Liverpool yang menyaksikan match di pekan ke-17 kemarin merasakan kekesalan yang sama. Seri, tapi rasanya seperti kalah. Apalagi main di kandang sendiri dan menjamu rival abadinya, Manchester United.

Beberapa hari sebelum pertandingan, lini masa saya sudah ramai dengan prediksi yang membahas skor akhir. Saya sendiri termasuk yang tidak yakin kalau The Reds akan mengulang skor fantastis 7-0. Skuad yang tempo hari menggilas MU tanpa ampun bukanlah skuad yang sama pun begitu dengan line up  MU. 

Walaupun pemain anyar Liverpool sekarang lebih meyakinkan ada hal lain yang membuat situasinya tidak sama plek ketiplek. Waktu itu saya berkomentar, dapat skor 3-0 saja sudah bagus. As we see, yang terjadi malah sebaliknya. Main kacamatas ampai peluit panjang ditiup wasit. Hmmm.... menyebalkan, bukan?

Mari kita lihat line up para pemain.

sumber gambar: goal.com/id
sumber gambar: goal.com/id

Minus Jota, Macca dan Robbo yang masih bergulat dengan cedera sebenarnya formasi yang diturunkan oleh Klopp bukan formasi yang buruk.  Tsimi bisa menjawab tuntas kepercayaan  Klopp untuk menggantikan posisi Robbo. Bahkan kekalahan Liverpool yang baru sekali ini (ehm) itu pun waktu Robbo masih main dan jadi starter pula.

Ok, dari belakang nyaris ga ada masalah. Ali selalu tenang di bawah mistar ditambah duet Ibou da Virgil yang sudah nyetel. Ya walaupun Virgil kadang-kadang ngeselin, ya sudah lah. Dia masih bisa diandalkan, apalagi ketika Liverpool menghadapi bola mati di depan gawang lawan, Virgil punya kans besar untuk mencetak gol.   

Di sisi tengah saya punya perhatian khusus untuk pemain Asia yang jadi kesayangan saya, Endo. Wiiih seneng deh Klopp sudah mulai percaya sama beliau. Saya yakin sih kalaupun Macca tidak dibekap cedera, Endo tetap akan turun sebagai starter, palingan Gravenberch yang akan dicadangkan dulu. Gimana, setuju ga?

Dalam pertandingan tempo hari, Endo berjibaku ikut naik membantu serangan dan segera turun ketika MU melakukan counter attack. D Nothing wrong with him. Sialnya, Szobo belum kembali menemukan form terbaiknya. Sebegitu besarnya kah faktor patah hati yang dialami pemain timnas Hungaria ini? Sementara saya melihat Gravenberch nyaris tidak terlihat perannya selama pertandingan.

Dan kekhawatiran saya jadi kenyataan saat Szobo cedera. Duh, saya khawatir. Andai saja Thiago sudah pulih 100%. Dengan kondisi seperti ini, Klopp bukan saja akan memasukkan Elliot sebagai supersub tapi juga Curtis Jones :)

Mungkin ada yang akan bertanya, kok sentimen banget sama Jones?
Oke, di match sebelumnya Jones memang punya andil memberikan asist buat golnya Salah, tapi secara keseluruhan permainan Jones masih jauh dari harapan.Maaf ya, Jones, you gotta to improve more.

Kegelisahan saya cukup beralasan. Ini beberapa alasannya.

1. Tensi Pertandingan

Seburuk apapun kondisi sebuah tim, laga klasik akan menghidupkan motivasi tersendiri buat tim yang sedang terpuruk. 

"Ok, gue boleh kalah sama tim kecil, tapi kalah sama musuh abadi? Big No." 

 MU punya misi ini. Apalagi kekalahan 0-7 lalu melecut semangat mereka untuk membalas. Mungkin memang tidak harus sama persis membalas jadi 7-0 tapi tentu saja jangan sampai menelan kekalahan telak. Taktik parkir bus atau bertahan dengan mengandalkan sesekali counter attack jadi andalan Ten Hag. Mungkin pelatih asal Belanda ini tau betul Liverpool paling  kepayahan menghadapi tim yang bermain seperti ini. 

Ngomong-ngomong, buat Ten Hag, hasil seri ini rasanya seperti sebuah kemenangan ga, sih? 

2. Tidak Ada Kreator Serangan

Liverpool memang bukan tim yang punya playmaker macam City dengan Kevin de Bruyne misalnya. Tapi menghadapi permainan dengan pola defensif seperti MU tempo hari mestinya Liverpool memperbanyak  peluang gol dengan tembakan langsung dari luar kotak penalti seperti bertemu Fulham di pekan ke-15 lalu. 

Golnya Mac Allister adalah contohnya. Begitu juga dengan gol Wataru Endo dan gol pamungkasnya Arnold yang tidak kalah menawannya, sama-sama tendangan dari jarak jauh. Curtis Jones belum siap untuk di tipe permainan seperti ini. Bayangkan aja, secara statistik Liverpool unggul jauh. Bukan cuma peguasaan bola, peluang dari bola-bola mati atau umpan yang dibuat tapi berakhir dengan sia-sia. 

3. Striker yang Terburu-buru

Oke, Nunez memang masih sering meleset memanfaatkan peluang, tapi jangan lupa Diaz, Gakpo ditambah Salah juga kurang sabar mennggocek bola untuk melesak ke gawang yang dikawal Onana. lagi-lagi alasannya adalah rapatnya pertahanan Manchester United. Ah, sebel banget plus gemes lihatnya. Andai saja Jota tidak cedera, mungkin nih hasil akhir akan berubah.  Dalam beberapa pertandingan, antara Jota dan Gakpo kerap bergantian menjadi game changer. Sayang banget, ya?

Dan kekhawatiran saya terjadi juga.  Curtis Jones memang masuk sebagai pemain pengganti. Hasilnya tidak signifikan untuk membuka ruang tembak, menciptakan atu gol atau sekadar membuat asist. 

Sumber gambar: The Telegraph
Sumber gambar: The Telegraph

Highlight Pemain

Harus diakui Luke Shaw, Varane  dan Onana yang mendadak tampil tenang adalah kunci permainan MU pekan kemarin. Jangan lupa juga, masuknya  Rashford sebagai pemain pengganti cukup merepotkan. 

Dari Liverpool gimana?

Selain Wataru Endo yang bermain dinamis, Tsimikas adalah pemain berikutya yang bermain apik. Sayang sekali, sisi kiri Liverpool kurang hidup. Alih-alih membuka ruang tembak dari sektor ini, Liverpool senang betul dan mungkin penasaran dengan berkutat di sisi kanan lewat Arnold atau Salah. Gemes rasanya melihat ruang di depan Tsimikas yang lebih terbuka tapi tidak dimanfaatkan dengan optimal.

Arnold sebenarnya bermain dengan baik. Beberapa peluang tendangannya nyaris berbuah gol. Kalau tidak ditepis Onana, bola sepakannya sempat nyerempet mistar gawang. 

Ada satu momen di mana Arnold mengayunkan kedua tangannya ke udara. Belakangan saya baru tau itu adalah gesture Arnold yang meminta penonton untuk lebih 'berisik' lagi.

Seperti yang diketahui, salah satu hal yang membuat Anfield terasa menyeramkan atau setidaknya intimidatif buat lawan adalah gemuruh penonton. Pantesan saya merasa malam itu 'pemain ke-12' dari Liverpool kurang terasa sentuhannya. Ternyata malam itu kebanyakan yang nonton adalah penonton turis dan lebih asik sama gadget ketimbang  memperhatikan pergerakan pemain di lapang. Pantesan, kurang terasa atmosfernya.

 sumber gambar: Kompas.com
 sumber gambar: Kompas.com

Sebuah execuse?  Mungkin, ya :) Yang jelas permainan Liverpool malam itu tidak memuaskan. Bermain seri tapi rasanya seperti kalah. Apalagi dengan rapatnyas selisih poin, Liverpool dan Arsenal kembali bertukar posisi. Liverpool harus rela turun ke posisi dua dan menyerahkan pemuncak klasemen untuk Arsenal. 

Prediksi Pekan ke-18

Kabar baiknya, Liverpool bisa kembali melakukan kudeta  posisi di klasemen saat menjamu Arsenal minggu depan. Apalagi Liverpool bermain di kandang. Dengan tipe permainan Arsenal yang terbuka, permainan keduanya akan tampil nenarik dan tidak membosankan seperti pekan ke-17 ini.

Harus menang? Iya, dong. Kalau tidak, bukan saja gagal mengumpulkan poin penuh, rapatnya selisih poin bisa membuat Liverpool tergeser kedudukannya oleh Aston Villa. Apalagi keduanya mengumpulkan poin yang sama. Sementara pada pekan depan Villa akan bertemu dengan Sheffield United, di atas kertas hsrusnya Villa menang mudah. 

 sumber gambar: Kompas.com
 sumber gambar: Kompas.com

Come on, Reds. You'll Never Walk Alone

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun