Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melampaui Batasanku

28 September 2020   22:44 Diperbarui: 28 September 2020   23:00 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Serasa pelupuk mata ini kering dan kerontang di sana

Airmata telah mengering, laiknya air terjun saat musim kemarau tiba

Terlalu pedih namun apa hendak dikata, ini adalah realitanya

Seperti berusaha menembus kabut putih yang membutakan pandangan mata

Kukayuh sepedaku hingga berpeluh, mengairi pelupuk mata yang memerih oleh nestapa

Ingin meraih tangan seseorang yang begitu dekat, namun bahkan mengibaskan dan lewat belaka

Kukayuh lagi hingga melampaui batasanku

Laiknya mengalirkan seluruh adrenalin disana

Meluapkan segala rasa yang ada

Hampa , pedih , perih yang tak terkata

Kemarahan bahkan bergejolak begitu hebatnya

Ingin berteriak dalam segala rasa putus asa

Namun tersadar adalah hal yang sia-sia belaka

Memaafkanmu hingga melampaui batasanku yang ada

Memaklumimu seperti pohon memaklumi angin yang hanya melewatinya

Mengerti tentangmu seperti matahari dan bulan harus selalu bersilang waktunya

Melampaui batasanku lalu menyerah pada yang ada

Meraihmu lagi namun gagal untuk memahaminya

Kupejamkan diri ini saat bersepeda

Mengingat semua rasa

Lalu terjatuh di parit comberan berjelaga

Anehnya diriku bisa tertawa

Rasa suntuk dan putus asa itu sirna seketika

Begitu sederhana pada akhirnya

Saatnya kembali ke dunia nyata

Menghadapinya seperti prajurit gagah perkasa

Menerimamu dengan segala apa yang ada

Tak tahu hendak lari kemana

Bahkan tak mampu pula  dengan kayuhan sepeda

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun