Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepanjang Perjalanan Kereta

10 November 2019   07:51 Diperbarui: 10 November 2019   09:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda bertato petir di dekat jempol tangan kanan, menuju ibukota, perasaan bersalah terus mendera karena mencelakai seseorang. Itu karena dirinya butuh uang untuk membayar hutang cukup besar karena ditipu oleh investasi yang menggiurkan dan ternyata penipu wahid. Pamannya memberi informasi tentang siapa pria yang menipunya dan memberikan solusi bagaimana cara menuntaskan semuanya. 

Pria penipu itu terlempar dari kereta saat menjelang kereta berhenti, pria muda bertato di dekat jempol tangan kanannya yang mendorongnya dari pintu kereta, begitu pintu terbuka di ujung satunya.

Lalu menyadari kesalahannya, pamannya memanfaatkan frustrasi dan kelemahan dirinya, pria yang didorongnya justru sedang menyelidiki investasi itu, ini saatnya menebus dosa dengan menyerahkan diri dan pamannya sendiri sebenarnya penipunya dan dia juga akan menuntut agar pamannya dihukum juga.

Dalam perjalanan kereta, pria bertato bercerita pada seorang wanita yang duduk di sampingnya, bagi patung dan robot dan airmata yang terus menerus menetes dari pelupuk mata wanita itu.

Sang wanita memejamkan matanya, ingatan akan catatan buku harian suaminya tentang teror dari pemuda bertato yang tak dikenal oleh suaminya, di kantor suaminya.

Sepanjang perjalanan kereta, sang pembunuh dan istri korban saling berbicara, lalu hukum bertindak selanjutnya.

Beberapa minggu sesudahnya, wanita itu bicara pada  nisan suaminya, janji telah terlaksana dan tabir terbuka.

 Cerita imajinasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun