Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanpa Empati, Apakah Seseorang Bahagia? (Teori Garis Domino Kebahagiaan)

15 Oktober 2019   00:32 Diperbarui: 16 Oktober 2019   17:19 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri-garis domino kebahagiaan

Dalam buku yang dikarang oleh James Wallman dengan judul 'Time And How To Spend It,The 7 Rules for Richer and Happier days', dikatakan bahwa jika seseorang menonton film, melihat kejadian, membaca buku mendengar cerita hal-hal yang baik maka akan timbullah yang namanya neurons mirror atau cermin neuron yang bisa membayangkan kejadian yang terjadi seolah-olah menjadi hidup.

Dalam neurons mirror tadi tentu reaksinya berbeda antara cerita yang berakhir sedih atau Contamination pattern of story telling misalnya berceritera tentang sebuah tragedi atau sebaliknya Redemption pattern of story telling yang berakhir dengan kesuksesan.

Dokpri-jenis bentuk ceritera
Dokpri-jenis bentuk ceritera

Nah secara umum jika ada yang berceritera tentang hal tragedi atau hal yang baik,ada yang namanya reaksi sebagai  kelanjutan dari aksi tadi.

Contamination pattern of story telling disini  adalah kehidupan ketika positif dengan ending atau akhir negatif atau tragedi(sad ending). Redemption pattern of story telling  disini adalah ketika kehidupan di grafik yang menunjukkan negatif lalu berakhir positif atau sukses.

Manusia umumnya akan menaruh rasa sedih jika ada peristiwa yang terdengar atau terlihat sebagai tragedi dan juga sebaliknya.

Jaman mungkin bisa saja menggerus ketidak sukaan pada orang lain menjadi aksi yang berkebalikan dan ini dianggap tidak wajar,karena meski pada segala hal manusia bisa berbeda kesukaan ataupun jabatan,tetapi prinsip dasarnya adalah manusia memiliki kesamaan tentang perasaan,rasa sepi,rasa sedih dan rasa gembira.

Perasaan yang sama itu bisa terdiktraksi atau terpecah tidak lagi menurut  apa yang disebut empati atau turut merasakan yang dirasakan orang lain karena beberapa sebab,diantaranya matinya empati dan simpati tadi,matinya nurani,depresi,kebencian .

Orang-orang yang memiliki empati tinggi,menurut Garis Domino Kebahagiaan yang secara umum adanya empati setelah mendengar cerita,lalu tersambung dan berakhir pada rasa senang jika itu tentang kebahagiaan.

Dokpri-garis domino kebahagiaan
Dokpri-garis domino kebahagiaan
Begitu juga sebaliknya.Reaksi terbalik yang ada di Medsos mendobrak garis domino kebahagiaan.Pertanyaannya adalah jika tidak berempati pada sebuah tragedi,pasti ada sesuatu yang  salah pada orang itu di dalamnya.Entah apapun alasannya.Ketika kecenderungan semacam itu semakin marak,maka manusia patut dipertanyakan sisi di dalamnya.

Sumber Buku:  Time  and How To Spend It oleh James Wallman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun