Dalam buku yang dikarang oleh James Wallman dengan judul 'Time And How To Spend It,The 7 Rules for Richer and Happier days', dikatakan bahwa jika seseorang menonton film, melihat kejadian, membaca buku mendengar cerita hal-hal yang baik maka akan timbullah yang namanya neurons mirror atau cermin neuron yang bisa membayangkan kejadian yang terjadi seolah-olah menjadi hidup.
Dalam neurons mirror tadi tentu reaksinya berbeda antara cerita yang berakhir sedih atau Contamination pattern of story telling misalnya berceritera tentang sebuah tragedi atau sebaliknya Redemption pattern of story telling yang berakhir dengan kesuksesan.
Nah secara umum jika ada yang berceritera tentang hal tragedi atau hal yang baik,ada yang namanya reaksi sebagai  kelanjutan dari aksi tadi.
Contamination pattern of story telling disini  adalah kehidupan ketika positif dengan ending atau akhir negatif atau tragedi(sad ending). Redemption pattern of story telling  disini adalah ketika kehidupan di grafik yang menunjukkan negatif lalu berakhir positif atau sukses.
Manusia umumnya akan menaruh rasa sedih jika ada peristiwa yang terdengar atau terlihat sebagai tragedi dan juga sebaliknya.
Jaman mungkin bisa saja menggerus ketidak sukaan pada orang lain menjadi aksi yang berkebalikan dan ini dianggap tidak wajar,karena meski pada segala hal manusia bisa berbeda kesukaan ataupun jabatan,tetapi prinsip dasarnya adalah manusia memiliki kesamaan tentang perasaan,rasa sepi,rasa sedih dan rasa gembira.
Perasaan yang sama itu bisa terdiktraksi atau terpecah tidak lagi menurut  apa yang disebut empati atau turut merasakan yang dirasakan orang lain karena beberapa sebab,diantaranya matinya empati dan simpati tadi,matinya nurani,depresi,kebencian .
Orang-orang yang memiliki empati tinggi,menurut Garis Domino Kebahagiaan yang secara umum adanya empati setelah mendengar cerita,lalu tersambung dan berakhir pada rasa senang jika itu tentang kebahagiaan.
Begitu juga sebaliknya.Reaksi terbalik yang ada di Medsos mendobrak garis domino kebahagiaan.Pertanyaannya adalah jika tidak berempati pada sebuah tragedi,pasti ada sesuatu yang  salah pada orang itu di dalamnya.Entah apapun alasannya.Ketika kecenderungan semacam itu semakin marak,maka manusia patut dipertanyakan sisi di dalamnya.Sumber Buku:  Time  and How To Spend It oleh James Wallman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H