Sedikit menyentil mengenai Hanum Rais dengan cuitannya tentang Pak Wiranto,yang akhirnya dilaporkan oleh Jam'iyyah Jokowi Maaruf,karena cuitan tersebut cenderung bersifat memperkeruh situasi, menyesatkan opini dan ujaran kebencian.Bukan hanya sekali. (Tempo.co.11 Oktober 2019)
Entah apapun alasannya,penyesalan itu selalu terakhir datang setelah kejadian.Mungkin secara sadar dilakukan atau tidak sadar juga bisa,seperti contoh gambar seorang wanita yang bertubuh berisi dijadikan meme yang berujung pada pelaporan ke polisi.
Mungkin jaman dimana medsos begitu melekat dan tidak disertai kesadaran diri tentang berkata atau mengetik kata,justru itu yang akan merepotkan.Manusia tetap saja punya pakem saya rasa .Hanya dipakai atau tidak,disitu masalahnya.
Gimana tidak merepotkan?
Harusnya rutinitas biasa,jadwal biasa harus kemudian berurusan dengan pihak berwajib gara-gara keteledoran kendali pakem kata-kata dan sikap belum lagi efek psikologis pasti ada untuk sebuah peristiwa.
Mungkin memang ada yang benar-benar khilaf karena panik,pada beberapa kasus pembunuhan.Lha nyawa orang!
Selayaknya nasihat orang tua dulu, mungkin ditempel di dinding atau dijadikan wall paper handphone
'If you can not talk wisely,just be quiet'kasarnya(shut up).
'Jika tidak bisa ngomong baik,lebih baik diam'
Daripada lalu mengujarkan kebencian atau neko-neko,yang repot siapa?
Itu kalau menurut saya sekeluarga lho.