Apa itu YOLO? You life at once,hidup ini hanya sekali,jadi bersenang-senanglah terus,gaya hidup para milenial atau generasi sesudah generasi X atau sesudah generasi Baby Boomer.
Ketika hidup begitu mudah saat ditopang oleh orang tua dan kebiasaan dengan gaya hidup berkumpul dengan teman-temannya untuk segala hal ,hang out atau nongkrong di tempat-tempat instagrammable lalu..blas.. gajinya tinggal beberapa lembar,padahal masih tiga minggu mendatang  menunggu transferan dari kantornya,hasil bangun pagi jam 6 dan bekerja selama delapan jam selama tigapuluh hari lalu menguap hanya dalam waktu seminggu,entah untuk nonton film,minum kopi  ,bersenang-senang seperti saat kuliah dulu,ketika meminta pada orang tuanya begitu mudah dan tentunya beda dengan ngebon kas di kantor.
Yolo sih boleh-boleh saja dengan aturan main prosentase uang untuk bersenang-senang maksimal 20 persen dari gaji.Artinya,jika gaji 5 juta,maka maksimal sebulan hanya boleh menghabiskan satu juta rupiah untuk bersenang-senang ,karena gaya hidup yang belum berubah.
Artinya satu juta dibagi empat(perminggu) maksimal menghabiskan uang 250 ribu untuk  hangout.Hari-hari  akhir pekan.Hari pas libur.
Masih untung kalau masih tinggal dengan orang tua ,tempat tinggal tidak membayar,makan sehari-hari kemungkinan masih ikut orang tua,itu jika orang tua mampu.Jika orang tua tidak mampu maka sedikitnya ada uang untuk orang tua dan jika tidak tinggal serumah ,ada biaya untuk sewa tempat.Pusing khan?Kalau seminggu uang sudah mau habis?Akhirnya mengikuti saran dari SMSÂ tentang pinjaman yang berhamburan dan terjebak dalam lubang penderitaan karena tingginya bunga pinjaman,diteror hingga ketakutan,berefek pada psikologis,pekerjaan tidak maksimal,di PHK.Habislah sudah.
Beberapa teori mengatakan,berutang untuk yang sifatnya konsumtif itu tidak ada habisnya.Kalau bisa tidak usah berhutang kecuali untuk yang benar-benar sangat urgen atau darurat dan juga demi masa depan.
Jika berhutang untuk rumah itu masih dianggap sah-sah saja karena nilai tanah cenderung naik dan butuh tempat tinggal.
Berhutang kendaraan yang dibutuhkan , bukan untuk gengsi dan juga sesuai kemampuan ,karena kebutuhan untuk mobilitas saat bekerja.
Berhutang untuk bisnis,hitung ulang nilai bunga dengan pendapatan laba,itu saja jika pasti bisnis berjalan lancar.Jika tidak?Apa akan menunggak cicilan.Jika bisnis sudah berjalan sekian lama dan untuk mengembangkannya,kemungkinnya masih masuk akal untuk diterima,tetapi jika baru memulai,lebih baik jangan memakai uang hasil hutangan,jangan berhutang untuk bisnis awal.
Cerdas berhutang artinya :
1.Tentukan untuk apa.Jika untuk mengambil KPR ,tentukan juga kemampuan membayar cicilan yakni biasanya itungannya 30 persen dari gaji yang  diterima,itu yang ditetapkan oleh bank
2.Tentukan berhutang pada siapa,cari perbandingan bunganya,lebih kecil mana dan kemudahan mengurusnya.
3.Jika ingin memiliki suatu barang,tabung dulu dan perbesar uang DP sehingga total cicilan lebih kecil dan selisih antara harga cash dengan harga  jatuhnya dengan membayar cicilan tidak terpaut terlalu banyak.
4.Jangan tergoda dengan penawaran kemudahan membawa pulang barang semisal gadget atau alat elektronik dengan sistim  membayar secara  berkala.Ingatlah hari ini dan esok belum tentu sama.Yang bersifat konsumtif ,belilah secara tunai.
5.Jangan tergiur dengan segala kemudahan berhutang tetapi bunganya sangat besar,kecuali benar-benar darurat ada yang sakit,itupun harus segera dilunasi.
6.Kalau bisa,jangan berhutang,jadi kelola kembali gaya hidup dan  cara mengatur uang gaji yang diterima.
Seperti hal yang sederhana,hitunglah dalam satu bulan berapa kebutuhan pokok seperti makanan dan sandang.Dilanjut untuk transportasi.Kemudian ke yang bersifat tersier yakni hiburan.
Catat belanja sehari-hari dan pelajari ,mana yang harus dikurangi agar pos lain bertambah.
Bertemanlah dengan teman yang menghargai uang dan terorganisir gaya hidup mereka.
Carilah tambahan pekerjaan jika mungkin untuk menambah penghasilan.Jika tidak mungkin,perketat penggunaan uang.
Hiduplah Yolo tetapi dengan cara yang murah,pergi ke tempat yang tidak perlu membayar ,seperti berjalan-jalan di pusat kota,makan dan hangout di tempat kopi yang tidak semahal sebelumnya.Kurangi makan di restauran.
Ada teori sangat manjur:Hitunglah untuk membeli  gadget baru kekinian,yang sebenarnya hp lama masih bisa dipakai ,anda memerlukan berapa jam untuk bekerja.Beberapa orang berhasil mengurungkan niat untuk membeli hal-hal tidak begitu mendesak,menggantinya yang lebih murah,ketika mengingat berapa hari atau jam kerja yang dia habiskan.Teori ini bersifat subyektif secara perseorangan.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H