Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Suatu Pagi Ketika Ingin Pergi

21 Juli 2019   08:31 Diperbarui: 21 Juli 2019   08:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi imajinasi

Suatu pagi seorang istri mengepak barang-barangnya dan ingin pergi, ini bukan tentang kemarahan tetapi rasa kasihan,sebuah percakapan yang terdengar kemarin menghancurkan ilusi keluarga bahagia yang dia pikir baik-baik saja ternyata keropos di dalamnya selama sepuluh tahun ini. Sepasang suami istri yang merajut hari dengan indah ternyata adalah pengorbanan suaminya

Percakapan itu terdengar tanpa sengaja ketika para teman lama berkumpul dan mereka bercanda dan sang istri lalu menyingkir  ke dalam rumah demi waktu mereka

Percakapan tentang mantan itu mengganggunya dan apalagi ketika salah seorang berkata bahwa terakhir bertemu dengan si tuan rumah tadi sebulan yang lalu bersama-sama mengadakan pertemuan teman lama dan sepertinya teman-teman lama masih menjodoh-jodohkan cinta pertama suaminya,padahal semua sudah berkeluarga

Sang istri yang berada di dalam tidak jadi menghidangkan puding terakhir lalu bersembunyi dan menangis di dalam kamar ,sadar bahwa suaminya masih selalu ingin bertemu dengan mantannya dan teman-teman lama sepertinya berusaha memfalisitasi hal itu.

Dia ingin melarang suaminya berkumpul dengan teman-temannya, rasanya sangat egois karena dirinya juga berkumpul dengan teman-temannya juga. Tetapi dia heran kenapa  teman-teman lama suaminya masih berusaha menjodohkan suaminya dengan wanita itu yang sama-sama punya pasangan

Lalu pagi itu dia mengepak semua barangnya dan ingin pergi. Dirinya memiliki kesalahan, dirinya lah yang merasa jauh lebih mencintai suaminya daripada suaminya mencintai dia dan sikap suaminya yang begitu dingin dan berjarak sekarang baru menyadari betapa kasihannya suaminya karena tidak pernah mencintai dirinya, serta harus ada pengorbanan harus menikah dengan wanita yang tidak dicintai

Sang suami melihat istrinya mengepak baju dan berfikir hanya merapikan lalu terkejut ketika ternyata tidak ada masakan apapun hari itu,lalu bertanya kenapa istrinya tidak memasak apa-apa.

Istrinya menjawab kurasa mulai hari ini aku memutuskan tidak akan memasak untukmu.

Sang suami bertanya, kenapa?

Karena aku akan pergi dan memberi waktu untukmu, untuk memenuhi apa yang ternyata menjadi keinginanmu sejak dulu dan tiba-tiba aku menyadari kenapa pernikahan ingin begitu formal dan dingin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun