Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Dirimu adalah Tuan dari Media Sosialmu Sendiri, Bulan Ramadan Saatnya Menjaga Hati di Media Sosial

17 Mei 2019   11:45 Diperbarui: 17 Mei 2019   12:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya apa sih 'media sosial 'itu ? Yang kadang secara salah dikatakan 'sosial media'

Menurut Wikipedia,media sosial adalah media daring yang  memungkinkan penggunanya berpartisipasi serta terhubung dengan orang lain.

Sedangkan beberapa jejaring sosial yang banyak digunakan adalah Facebook,Twitter,Instagram, Flickr,Foursquare,Path ,You Tube.

Sebenarnya seberapa besar pengaruh Media Sosial itu terhadap kehidupan?

Sebuah tulisan dari Jessica Brown dari artikel aslinya'Is Social Media Bad For You,Evidence Unknowns.Penulisnya Jessica Brown tanggal 5 Januari 2018 ,lalu ditayangkan di BBC Indonesia juga tanggal 16 Januari 2018.

Tulisan ini menyajikan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Universitas terkemuka tentang bagaimana pengaruh media sosial pada seseorang dari berbagai aspek.Yaitu:

-Menurut Pew Researc Center:

Untuk  stres,Twitter lebih berpengaruh pada wanita daripada pada pria(yang lebih menjaga jarak pada media sosial)

Untuk  suasana hati menyebabkan banyaknya unggahan yang bersifat  konten emosional ,pada tahun 2009-2012 ditemukan hampir 100 juta pengguna FB mengunggah konten emosional.

Untuk unggahan ,masing-masing unggahan positif atau negatif  ada berdampak .Unggahan positif lebih banyak menginspirasi dan bersifat menular.

Dampak kecemasan yakni gelisah,susah tidur dan sulit berkonsentrasi. Semakin banyak menggunakan media sosial yang berisi konten-konten negatif maka semakin banyak terdeteksi adanya kecemasan.

Mengenai depresi yaitu suasana hati yang rendah,perasaan tidak berarti dan tanpa harapan.

Penelitian dari Universitas Harvard dan Universitas  Vermout  :Gejala yang lebih tinggi  diantara mereka yang memiliki interaksi negatif.Pada tahun 2016 meningkat tiga kali lipat ,penyebabnya adalah perundungan Siber,memiliki pandangan terdistorsi mengenai kehidupan orang lain dan merasa menghabiskan waktu di media sosial adalah pemborosan.

Hal yang lainnya adalah media sosial bisa dipakai sebagai cara untuk mendeteksi adanya depresi yang membantu untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.Sebagai contoh misal pada profil Twitter kata-kata depresif,gaya bicara dan emosi.Pengklarifikasian juga berdasarkan foto atau unggahan pada Instagram,dari 10 kasus,7 diantaranya terdiagnosis depresi  dari postingan-postingannya.

Mengenai kesulitan  atau gangguan tidur,cahaya buatan yang terdapat pada laptop atau hp  yang memghambat hormon melatonim(yang mempermudah tidur)termasuk juga pengecekan medsos yang bersifat obsesif.

Penelitian juga menemukan bahwa penggunaan berlebihan berbanding dengan adanya masalah dalam hubungan,pencapaian akademik buruk atau kurang berpartisipasi  dalam komunitas yang tidak terkait dengan internet(yang lebih rentan terhadap kecanduan medsos adalah orang-orang yang sangat tertutup dan mereka yang menggunakan media sosial sebagai kompensasi karena kurangnya hubungan pada kehidupan nyata).

Penelitian Universitas Ohio,Iowa,Strachlyde.Untuk kepercayaan diri:Bisa menurunkan kepercayaan  diri ketika melihat swafoto seseorang,karena pengguna membandingkan diri mereka dengan foto orang yang tampak saling bahagia.

Kesimpulannya ,ketika pengguna membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain yang tampak lebih sukses serta karir dan memiliki hubungan yang bahagia,mereka dapat merasa bahwa kehidupan mereka kurang sukses dibandingkan dengan mereka yang dilihatnya di media sosial.

Sisi lainnya adalah dengan melihat swafoto diri (bukan orang lain) meningkatkan ego karena lebih mampu mengendalikan bagaimana cara menampilkan diri pada dunia.

Sebuah penelitian juga mengemukakan, ada yang semakin banyak menghabiskan waktu di FB makin buruk perasaan mereka sesudahnya,makin turun pula kepuasan hidup seiring bertambahnya waktu.

Di sisi lainnya ,untuk beberapa orang meningkatkan kesejahteraan jiwa(Penelitian J Berger dan Eva Buechel):

'Orang yang secara emosional tidak stabil tampaknya sering mengunggah emosi mereka,yang dapat membantu mereka mendapatkan dukungan  dan bangkit setelah mendapatkan pengalaman negatif'Begitu juga untuk orang yang merasa terkucil,media sosial dianggap mampu mensejahterakan jiwa.

Mengenai hubungan:Apa reaksi anda saat anda berbicara dengan seseorang yang malah terus menerus mengecek instagramnya berulang kali?

Apa akibat medsos terhadap hubungan orang ,yakni terus menerus dengan hp masing-masing,merasa kurang dekat dengan mitra mereka dibandingkan dengan orang lain yang menaruh buku catatan di atas meja.

Pada hubungan romantisme juga,ketika ada pertanyaan berapa besar kecemburuan anda pada pasangan ketika dia menambahkan lawan jenis yang tidak dikenal?Adanya kecemburuan dan kekawatiran mengenai kualitas hubungan mereka.

Peneltian Universitas Michigan serta Wisconsin,Milwaukee :Untuk rasa iri,penelitian terhadap 600 orang dan menemukan sepertiganya merasakan medsos telah membuat mereka merasakan emosi negatif-kebanyakan frustasi dan iri.Karena kecenderungan membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain,terutama foto orang lain yang sedang pergi untuk berlibur.Dan sebagai reaksi atas'pusaran kecemburuan'tadi ,ada orang yang iri hati beraksi   dengan menambahkan unggahan serupa sebagai pembanding.

Sebenarnya sisi iri hati yang juga tidak bersifat destruktif adalah' membuat seseorang bekerja lebih keras'

Pertanyaan yang diberikan pada penelitian itu adalah,'konten apa yang diunggah di FB yang dapat menimbulkan iri hati?'Jawabannya adalah ,barang-barang mahal-bepergian untuk liburan-pertunangan.Tetapi masih tergolong jenis 'iri yang jinak'yang menyebabkan  orang bekerja lebih keras.

Mengenai kesepian:Yang menghabiskan banyak waktu di medsos ,dari hasil penelitian adalah adanya keterkucilan sosial yakni rendahnya interaksi sosial dengan sesama dan kurangnya menjalani hubungan yang berarti(hubungan tatap muka yang kurang hingga seseorang merasa terasing).

Kesimpulan:

"Efek media sosial mempengaruhi orang secara berbeda ,tergantung kondisi dan kepribadian masing-masing"

Sumber asli:Is Social Media Bad for You, the Evidence Unkowns.Jessica Brown 5 Januari 2018.Diulas kembali di BBC Indonesia tanggal 16 Januari 2018.

Membaca  semua hasil penelitian diatas yakni semua tergantung manusianya.Menjadi tuan yang mengatur media sosial atau yang malah menjadikan media sosial sebagai candu.

Ada manfaat positif dan negatif tergantung bagaimana cara bereaksi dan juga tentang unggahan -unggahan yang diberikan.

Pada intinya adalah jika bijak menggunakan maka baik pula hasilnya:

-Saat emosi jangan menulis,mengupload ,berkomentar pada unggahan seseorang,kalau perlu jangan membuka FB dulu,tambah kesal bisa juga  nantinya 

-Seharusnya ada pembatasan umur mengingat konten yang diunggah anak-anak ,malah ada yang kebablasan dan minim filter Contoh ketika pro kontra dukungan terhadap Audrey,begitu jejak digital dibuka dan seorang anak dengan umur yang relatif labil memposting unggahan di FB dan beberapa contoh anak-anak yang masih labil,yang cukup memprihatinkan.

-Jika membuka medsos  merasa patah semangat dan bertanya kenapa "like sedikit,komentar sedikit,lebih baik tutup saja medsos daripada kamu galau melulu.

-Jangan mengunggah konten provokatif,ingat mulutmu harimau mu,

-Di bulan puasa ini jika  bermedsos,unggah konten yang inspiratif,mengenai kebaikan dan kebajikan.

Media sosial itu hanya alat.Kalau tidak memakai pun tidak masalah .

Bisa mengatur ,mengendalikan diri apalagi di bulan puasa ini berarti menjadi tuan dari media sosial,tuan yang tahu cara menanggapi unggahan orang lain,tahu cara berkomentar terhadap unggahan orang lain,tahu bahwa 'like 'itu sebenarnya tidak penting-penting amat kalau kamu bukan selegram yang memang butuh' like'.

Memakai media sosial atau tidak memakai itu pilihan,tapi hal yang pasti adalah dirimu adalah tuan dari media sosialmu.Bermanfaat atau tidak bermanfaat tergantung bagaimana mensikapinya.

Sekian

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun