Sumber asli:Is Social Media Bad for You, the Evidence Unkowns.Jessica Brown 5 Januari 2018.Diulas kembali di BBC Indonesia tanggal 16 Januari 2018.
Membaca  semua hasil penelitian diatas yakni semua tergantung manusianya.Menjadi tuan yang mengatur media sosial atau yang malah menjadikan media sosial sebagai candu.
Ada manfaat positif dan negatif tergantung bagaimana cara bereaksi dan juga tentang unggahan -unggahan yang diberikan.
Pada intinya adalah jika bijak menggunakan maka baik pula hasilnya:
-Saat emosi jangan menulis,mengupload ,berkomentar pada unggahan seseorang,kalau perlu jangan membuka FB dulu,tambah kesal bisa juga  nantinyaÂ
-Seharusnya ada pembatasan umur mengingat konten yang diunggah anak-anak ,malah ada yang kebablasan dan minim filter Contoh ketika pro kontra dukungan terhadap Audrey,begitu jejak digital dibuka dan seorang anak dengan umur yang relatif labil memposting unggahan di FB dan beberapa contoh anak-anak yang masih labil,yang cukup memprihatinkan.
-Jika membuka medsos  merasa patah semangat dan bertanya kenapa "like sedikit,komentar sedikit,lebih baik tutup saja medsos daripada kamu galau melulu.
-Jangan mengunggah konten provokatif,ingat mulutmu harimau mu,
-Di bulan puasa ini jika  bermedsos,unggah konten yang inspiratif,mengenai kebaikan dan kebajikan.
Media sosial itu hanya alat.Kalau tidak memakai pun tidak masalah .
Bisa mengatur ,mengendalikan diri apalagi di bulan puasa ini berarti menjadi tuan dari media sosial,tuan yang tahu cara menanggapi unggahan orang lain,tahu cara berkomentar terhadap unggahan orang lain,tahu bahwa 'like 'itu sebenarnya tidak penting-penting amat kalau kamu bukan selegram yang memang butuh' like'.