Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Bersedekah Tepat Sasaran, Jawaban bagi Pro dan Kontra Memberi Sedekah di Jalan

14 Mei 2019   09:07 Diperbarui: 14 Mei 2019   09:23 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Ramadan yang merupakan bulan suci saat semua berusaha meraih pahala di dalamnya  bagi yang menjalankannya,saat semua berusaha meraih keistimewaan dan kemenangan yang ada di dalamnya dengan berpuasa dan senantiasa melakukan hal-hal yang baik termasuk bersedekah apapun bentuknya .

Para ibu di kampung mengumpulkan uang menjadi kelompok-kelompok untuk membuat takjil dan dibuat secara bergiliran berkelompok ,para mahasiswa atau pelajar yang punya kelebihan uang saku memgumpulkan dananya untuk sekedar membagikan takjil ke beberapa tempat dan banyak hal lagi yang bisa dilakukan untuk meraih semua pahala di bulan suci ini.

Banyak hal untuk berbagi ,saat hari Jumat ada yang mengirim makanan ke sebuah Panti Asuhan sehingga pada hari Jumat adalah berlimpahnya makanan di sebuah Panti Asuhan,daripada hari lainnya ,kata seorang kenalan yang kebetulan tinggal di samping sebuah Panti Asuhan.

Banyak dorongan yang diberikan agar orang memberi yang lainnya .Seperti yang saya dengar dan baca berikut ini:

Berikan sebagian rejekimu sehingga rejekimu akan mengalir bening seperti air di laut Kaspia dimana sebuah makluk hidup tumbuh subur di dalamnya dan jangan bersikap sebaliknya sehingga rejekimu milik air di laut mati dimana tidak ada aliran di dalamnya dan tak satu makluk hidup pun bisa hidup dan berkembang disana.

Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah

Jika tangan kanan memberi maka jangan sampai tangan kiri mengetahui

Memberi itu memberikan pelajaran dan rasa akan empati

Semua di atas itu dirasakan benar adanya dan masalahnya sudah tepatkah pada siapa kita memberi?

Bukankah memberi yang  itu tanpa pamrih,tanpa riya,tanpa kata dan tak seorangpun tahu dan tidak butuh pujian?

Sebuah pro dan kontra  muncul ketika tentang  memberi sedekah di jalan.Pertanyaannya saat kapan dan pada siapa kita memberi.

Sebuah berita koran lokal memberikan berita bahwa papan nama untuk 'tidak memberi beserta aturan di dalamnya' banyak yang rusak,hilang atau dicorat-coret.

Ringkasannya sebagai berikut:

*17 papan himbauan 'Jangan Beri Uang  Pemgemis  'Rusak

Sedikitnya 17 papan reklame yang memuat Peraturan Daerah (Perda)1 tentang gelandangan dan  pengemis  mengalamj kerusakan.Diduga ada tangan jahil yang sengaja merusak papan yang berisi himbauan dan ancaman sanksi denda untuk pemberi uang bagi pengemis.

Kondisi papan tersebut ada yang ambruk,ada yang rusak  bagian papannya,ada yang  dicorat-coret tulisannya dengan piloks dan ada yang rusak bagian fondasi(narasumber dari Dinas Tata Kota Yogya)

Dipasangnya reklame agar pengendara mengetahui dan mematuhi aturan adanya sanksi kurungan dan denda hingga 1 juta.

Sementara itu menerjunkan beberapa petugas untuk mengawasi pemberian uang pada gepeng(gelandangan dan pengemis) di lima  titik 

Sumber http:jogja.tribunnews.com/2017/10/18/17-papan imbauan -jangan-beri-uang-pengemis-rusak

Banyak cara  bersedekah tanpa menabrak aturan Perda yang ada ,karena  sebuah Perda dibuat dengan berbagai pertimbangan dan konsekuensinya serta tindak lanjutnya.

Seperti tindakan Preventif,Koersif,Rehabilitasi dan Reintegrasi yang dilakukan.

Bersedekah nasi bungkus untuk tukang becak di hari Jumat juga sudah digaungkan beberapa lama ini ,beberapa mahasiswa mengumpulkan uang untuk membeli nasi bungkus dan membagikannya pada sasaran yang tepat.

Sekali lagi meski mengetahui kadangkala keadaan tidak adil,tetapi demi semua naiknya harkat manusia dan bersifat tidak mendidik berhentilah memberi pada pengemis terutama anak kecil,yang mungkin memang dimanfaatkan oleh orang tuanya atau orang lain untuk minta-minta.Hidup tidak adil bukan?

Memilih sasaran yang tepat untuk bersedekah dan mengembangkan empati adalah hal yang sangat diperlukan dan berakhir dengan kebaikan bagi semua.

Sekian 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun