Mohon tunggu...
F H. Wismono
F H. Wismono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Seorang ASN di sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian

Aku ingin menjadi bintang dilangit.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tantangan Inovasi Sektor Publik Tahun 2019

31 Desember 2018   10:49 Diperbarui: 31 Desember 2018   11:25 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami akan bangun toilet seperti di London, smart toilet, bahkan air keran nya bisa langsung diminum", begitu bersemangatnya para ASN mengeluarkan ide inovasinya. "Yakin bisa diwujudkan?", selalu saya ingatkan kepada para inovator. Seliar apapun idenya, pada akhirnya tetap harus bisa diwujudkan dalam jangka waktu tertentu. "Yakin 100%", begitu tetap dengan antusiasme yang tinggi mereka menjawab. 

Pada akhirnya setelah dilakukan monitoring beberapa bulan berikutnya, semangat itu berubah menjadi keluh kesah. Ternyata tak semudah itu mewujudkan inovasi, meskipun sekilas nampak sepele ketika masih berenang dalam kolam ide.

Seperti itulah warna-warni melakukan pendampingan Laboratorium Inovasi di salah satu daerah di Pulau Kalimantan. Kemajuan teknologi telah membawa para aparatur di sektor publik mampu berselancar keseluruh penjuru dunia dengan bekal quota internet. Mereka telah melihat fasilitas publik, pelayanan publik, dan bahkan kebijakan publik yang ada di berbagai negara hanya sambil duduk dari kursi kerja mereka.

Sudah beberapa tahun sejak konsep Laboratorium Inovasi digulirkan, sambutan hangat datang dari berbagai pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Ini merupakan tahun ketiga, saya mendampingi beberapa pemerintah daerah di Kalimantan dalam menjalankan Laboratorium Inovasi. 

Secara keseluruhan sejak digulirkan di tahun 2014, Laboratorium Inovasi yang semula hanya dilakukan di satu daerah (Yogyakarta) sebagai pilot project dengan 120-an inovasi yang lahir, kini telah berkembang hingga keberbagai daerah di Indonesia.

Pertumbuhan Laboratorium Inovasi di tahun 2015 selanjutnya menjadi 4 daerah dengan total inovasi sebanyak 281. Meningkat lagi di 2016 dengan 13 daerah dan 1541 inovasi, disusul tahun 2017 menjadi 19 daerah dengan 1767 inovasi, dan tahun ini (2018) sebanyak 25 lokus/ daerah dengan jumlah inovasi sebanyak 2654 inovasi. 

Daerah-daerah yang menjadi lokus Laboratorium Inovasi cukup beragam, mulai dari ujung Pulau Sumatera hingga ke Pulau Papua. Tentu saja hal ini sangat menggembirakan dalam konteks tumbuh kembangnya semangat berniovasi oleh daerah-daerah di Indonesia.

Tahun 2018 segera berlalu. Apa yang telah terjadi sepanjang tahun ini begitu memberikan kesan mendalam bagi pendamping inovasi daerah seperti saya. apa yang akan terjadi atas nasib inovasi daerah di tahun depan dan tahun-tahun mendatang tentu menarik untuk di prediksi.

Membangun Inovasi Sektor Publik Berkelanjutan

Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang beberapa tahun belakangan ini gencar mendorong inovasi disektor publik, yaitu dengan memasukkan proyek perubahan kedalam kurikulum Diklat Pola Baru untuk para pejabat yang mengikuti Diklat Kepemimpinan. Selain itu bukan hanya para pejabatnya saja yang di "paksa" berinovasi, seluruh ASN juga harus bisa berinovasi dengan konsep Laboratorium Inovasi Daerah seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. 

Secara institusional kami menyadari bahwa inovasi akan cepat berkembang dan oleh karenanya struktur yang mendorong lahirnya konsep inovasi yaitu di Kedeputian Inovasi Administrasi Negara cepat atau lambat tidak diperlukan lagi. Sehingga tahun depan kedeputian tersebut malah sudah harus dilebur dan digabung dengan kedeputian Kajian, yang artinya tidak terlalu diperlukan lagi dalam konteks mengenalkan apa itu inovasi kepada sektor publik.

Tantangan kedepan semakin berat dan inovasi adalah satu kepastian untuk terus dilakukan oleh sektor publik, agar bisa survive mengimbangi lajunya lari sektor privat dan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.

Melihat dalam kurun satu tahun evaluasi terhadap inovasi yang dihasilkan oleh pemerintah daerah, dimana inovasi yang bisa terus berlanjut hanya sekitar 30%-40% saja, maka timbul kekhawatiran bahwa inovasi belum sepenuhnya menjadi isu strategis bagi daerah. Memang dapat dimaklumi, bahwa inovasi merupakan barang baru yang fakta nya masih dikalahkan dengan proses rutin pemerintah daerah seperti perencanaan, monitoring, serta pengawasan dari pemerintah pusat yang lebih banyak menyita perhatian daerah. 

Bahwa inovasi dapat masuk kedalam seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan daerah, masih belum sepenuhnya bisa dipahami. Hal inilah yang membutuhkan kerja lebih keras lagi bagi instansi seperti LAN untuk mengenalkan inovasi kepada pemerintah daerah, khususnya yang belum mengenal konsep inovasi sektor publik secara komprehensif melalui Laboratorium Inovasi.

Bagi daerah yang telah berkomitmen penuh terhadap inovasi di daerahnya, maka langkah selanjutnya agar inovasi bisa terus berkembang secara berkelanjutan adalah dengan mendorong ASN sebagai human capital inovasi.  Beberapa strategi yang bisa diambil antara lain, menyiapkan konsep manajemen SDM Aparatur handal yang nantinya menghasilkan organisasi dan aparatur inovatif. 

Organisasi yang inovatif maka memiliki kemampuan memfasilitasi aparaturnya untuk berinovasi. Tentu ini berimplikasi pada infrastruktur, sarana, prasarana, fasilitas, program, dan kegiatan yang ujungnya adalah kesiapan anggaran dan sumber daya lainnya. Bagi organisasi yang inovatif, maka organisasi wajib memanfaatkan pengetahuan, pengalaman, kreativitas, dan komitmen para aparaturnya diberbagai level jabatan sebagai bahan (input) inovasi. 

Sehingga pada akhirnya seluruh aktivitas kegiatan organisasi akan melibatkan seluruh aparatur dan menjadikan seluruh proses penyelenggaraan organisasi menjadi proses yang inovatif.

Pada kenyataannya, pemerintah daerah yang memiliki komitmen tinggi terhadap inovasi masih bisa dihitung dengan jari. Tugas pemerintah, terlebih kepada LAN untuk membuat komitmen daerah terhadap inovasi berkelanjutan tidak lagi bisa dihitung dengan jari, baik dari segi lokus maupun hasil inovasinya di tahun depan dan tahun-tahun setelahnya. Tantangan yang sepadan dengan hasilnya kelak: untuk sektor publik Indonesia yang semakin inovatif!

Tepian Mahakam, 31/12/2018

-efhawe-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun