Gempuran kuliner asing terutama dari Korea Selatan dan Jepang, rasanya belum dapat mengalahkan menu-menu asli Nusantara. Paling tidak, bagi penikmat kuliner lokal.
Pasalnya, bukan saja karena menu nasional sudah akrab di lidah orang Indonesia tetapi juga cita rasa menu-menu orisinal Tanah Air memang lezat. Tentu, hal tersebut tidak lepas dari kekayaan bumbu maupun rempah-rempah yang dimiliki.
Terkait menu Nusantara, rasanya tidak ada yang tidak mengenal Nasi Campur. Makanan asli Indonesia yang terdiri dari berbagai bahan ini sudah sangat populer, tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga mancanegara.
Bagaimana tidak, kombinasi campuran beberapa bahan lezat menyatu dalam satu sajian. Sebut saja item lauk yang digunakan seperti daging goreng, rawon, abon sapi, sambal goreng (yang terdiri dari kentang atau ubi jalar), telur, dan lain-lain sesuai penyajian warung atau rumah makan yang menyajikannya.
Sehingga tidaklah mengherankan jika Nasi Campur dapat memiliki variasi tersendiri. Begitu pun dengan pengemasan makanan ini yang dinamis seperti dibungkus kertas atau daun pisang. Dengan demikian, menu nasional ini dapat dinikmati semua kalangan lantaran 'merakyat'.
Salah satu resto pionir di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menawarkan Nasi Campur adalah Lorita Resto. Makanan khas yang diklaim berasal dari Makassar ini sudah menjadi 'menu ikonik' bagi penikmat kuliner, khususnya yang berkunjung ke Lippo Plaza, Jalan Veteran, Fatululi, Oebobo.
"Nasi Campur masih menjadi menu paling laris di Lorita Resto. Sudah hampir satu dekade keberadaan kami, makanan ini masih menjadi pilihan favorit pelanggan," beber Owner sekaligus Head Chef Lorita Resto Ricky Chandra saat ditemui di Lower Ground Pintu Utara Lippo Plaza, Kamis 30 Januari 2025 siang.
Menurutnya, harga Nasi Campur pihaknya dibanderol cukup terjangkau hanya Rp 40.000.
Ricky mengatakan, sebagai resto penyedia menu-menu Nusantara tentu ia tidak menafikan makanan orisinal Indonesia lainnya seperti bakso, nasi goreng, mie goreng, iga goreng, dan menu lain yang dijualnya. Kendati demikian, menu Nasi Campur masih 'teratas'.
"Dari data penjualan, selama ini memang Nasi Campur masih...," klaimnya sembari mengacungkan jempolnya.
Saat ditanyakan apa penyebab menu tersebut bisa menjadi masih 'teratas', Ricky tidak menampik lantaran Nasi Campur sudah termasuk menu komplit 'legend' di Indonesia selain tentu saja cita rasanya yang mumpuni.
"Aroma rempah khas Indonesia bercampur bahan seperti daging goreng, daging rawon, sambal goreng, abon, dan lainnya yang bercampur nasi putih hangat itu menggugah selera," imbuhnya.
Ricky menjelaskan, resep Nasi Campur di Lorita Resto memang mengikuti racikan khas Sulawesi Selatan (Makassar) yang lazim menggunakan bahan seperti telur, daging goreng, sambal goreng, daging rawon dipotong dadu, dan abon sapi.
"Tetapi, ini sebenarnya tergantung asal usulnya (daerah), penjual Nasi Campur mungkin menyajikan beberapa lauk yang berbeda, termasuk sayuran, ikan, dan daging lainnya. Kalau di Jawa, Nasi Campur lebih dikenal sebagai nasi rames," ulasnya.
Sejatinya, menurut Ricky, tidak ada definisi baku baik resep atau aturan yang tepat mengenai bagaimana racikan membuat Nasi Campur.
"Sebenarnya, ini tidak lepas dari kebiasaan orang Indonesia dan umumnya orang di Asia Tenggara mengomsumsi nasi kukus. Kemudian, (menu) ini di-mix (campur) dengan lauk pauk yang terdiri dari berbagai bahan seperti daging maupun sayuran (dalam nasi rames)," imbuhnya.
Ricky menambahkan, kepopuleran racikan Nasi Campur yang telah menjadi kuliner ikonik tidak hanya berkembang di wilayah Asia Tenggara khususnya wilayah yang dihuni etnik Melayu dan indo-China, namun juga di wilayah Asia timur jauh seperti Jepang.
 "Kalau di Jepang, meskipun tidak semasif menu signature mereka seperti sushi tetapi nasi campur atau nasi bungkus juga ada seperti raizu go," tutupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI