Saat ditanyakan apa penyebab menu tersebut bisa menjadi masih 'teratas', Ricky tidak menampik lantaran Nasi Campur sudah termasuk menu komplit 'legend' di Indonesia selain tentu saja cita rasanya yang mumpuni.
"Aroma rempah khas Indonesia bercampur bahan seperti daging goreng, daging rawon, sambal goreng, abon, dan lainnya yang bercampur nasi putih hangat itu menggugah selera," imbuhnya.
Ricky menjelaskan, resep Nasi Campur di Lorita Resto memang mengikuti racikan khas Sulawesi Selatan (Makassar) yang lazim menggunakan bahan seperti telur, daging goreng, sambal goreng, daging rawon dipotong dadu, dan abon sapi.
"Tetapi, ini sebenarnya tergantung asal usulnya (daerah), penjual Nasi Campur mungkin menyajikan beberapa lauk yang berbeda, termasuk sayuran, ikan, dan daging lainnya. Kalau di Jawa, Nasi Campur lebih dikenal sebagai nasi rames," ulasnya.
Sejatinya, menurut Ricky, tidak ada definisi baku baik resep atau aturan yang tepat mengenai bagaimana racikan membuat Nasi Campur.
"Sebenarnya, ini tidak lepas dari kebiasaan orang Indonesia dan umumnya orang di Asia Tenggara mengomsumsi nasi kukus. Kemudian, (menu) ini di-mix (campur) dengan lauk pauk yang terdiri dari berbagai bahan seperti daging maupun sayuran (dalam nasi rames)," imbuhnya.
Ricky menambahkan, kepopuleran racikan Nasi Campur yang telah menjadi kuliner ikonik tidak hanya berkembang di wilayah Asia Tenggara khususnya wilayah yang dihuni etnik Melayu dan indo-China, namun juga di wilayah Asia timur jauh seperti Jepang.
 "Kalau di Jepang, meskipun tidak semasif menu signature mereka seperti sushi tetapi nasi campur atau nasi bungkus juga ada seperti raizu go," tutupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI