Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ini Perbedaan Ayam Goreng Kungpao dan Koloke

27 Januari 2025   18:53 Diperbarui: 27 Januari 2025   18:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam Goreng Koloke. (Foto: Aan/Dok Waroenk Seafood and Oriental Cuisine)

Jika ada hal yang tidak habis dibahas maka kuliner adalah salah satunya. Kuliner tidak saja menjadi kebutuhan urgen tetapi juga telah menjadi gaya hidup, terutama di kalangan milenial dan gen Z.

Hampir semua kota besar, khususnya di Indonesia telah hadir berbagai restoran, kafe, hingga bistro yang menyuguhkan menu lezat dan unik. Tentu hal itu untuk mengakomodir kebutuhan konsumen penikmat kuliner yang semakin masif.

Sebagai ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Kupang juga telah dibanjiri berbagai tempat makan yang tidak hanya untuk mengisi perut, namun juga mengakomodir kebutuhan lain seperti kongko, rapat, dan kegiatan lainnya.

Sebut saja McDonalds dan KFC serta Waroenk Group yang membawahi Waroenk Resto and Cafe, Waroenk Seafood and Oriental Cuisine, Capital Cafe, dan Royal Cafe.

Dalam momentum jelang Tahun Baru Imlek 2025 kali ini, Senin 27 Januari 2025 siang, penulis mencoba mengangkat menu-menu eksotik khas oriental cuisine yang ditawarkan manajemen Waroenk Seafood and Oriental Cuisine. Salah satunya adalah Ayam Goreng Kungpao.

Ditemui di Jalan Veteran 18, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Manager Waroenk Group Abdul Rochim mengatakan Ayam Goreng Kungpao merupakan salah satu menu unggul pihaknya.

“Ayam Kungpao atau Kungpao Chicken ini termasuk menu ‘legend’ dan sudah populer di Asia, bahkan di dunia. Seperti kita ketahui, menu ini sudah ada turun temurun sejak zaman kerajaan Tiongkok dulu,” bebernya.

Ketika ditanyakan apakah juga termasuk menu ‘elite’ atau makanan yang dulunya hanya dikonsumsi kaum bangsawan di Tiongkok kuno seperti halnya Bebek Peking (Peking Duck), Rochim mengiyakan.

“Ayam Kungpao merupakan menu yang lahir pada zaman kekaisaran di Tiongkok. Jika merujuk pada literatur terkait kuliner Tiongkok, maka rasanya tidak ada resto maupun kafe berbasis Chinese food yang mengabaikan kehadiran menu ini. Sehingga, inilah alasan mengapa Ayam Goreng Kungpao sangat digemari, khususnya penikmat Chinese food,” imbuhnya.

Pasalnya, sambung Rochim, selain merupakan menu para bangsawan yang dulunya berasal dari istana Tiongkok, Ayam Goreng Kungpao juga merupakan salah satu sajian lezat khas Szechuan (sering ditulis Sichuan).

“Ayam Kungpao memadukan kerenyahan ayam dengan tambahan bumbu manis pedas. Apalagi, ada tambahan irisan cabai merah kering dan kacang mete,” katanya.

Menurut Rochim, sejak diluncurkan bersamaan pembukaan Waroenk Seafood and Oriental pada awal 2019 lalu, animo pelanggan terhadap menu yang dibanderol Rp 35.000 tersebut cukup impresif.

Ayam Goreng Koloke. (Foto: Aan/Dok Waroenk Seafood and Oriental Cuisine)
Ayam Goreng Koloke. (Foto: Aan/Dok Waroenk Seafood and Oriental Cuisine)

Adapun perbedaan cita rasa antara Ayam Goreng Kungpao dan menu ayam oriental sejenis seperti Ayam Goreng Koloke yang mirip tetapi tak sama, yang juga ditawarkan pihaknya terletak pada baluran sausnya.

“Ayam Goreng Kungpao tingkat pedasnya lebih ‘strong’ dibandingkan Ayam Goreng Koloke karena cabainya banyak,” ujar Rochim.

Sementara perbedaan lainnya, sebutnya, terutama terletak pada teksturnya.

“Ayam Goreng Kungpao memiliki saus yang lembut dan lebih seimbang. Kalau Ayam Goreng Koloke dibalur dengan saus asam manis yang kental dengan cabai kering yang lebih sedikit sehingga pedasnya agak ‘soft’,” papar Rochim.

Pria yang juga merangkap konsultan kuliner ini menambahkan, Ayam Kungpao sendiri punya cita rasa komplit.

“Jadi istilahnya, punya ‘perayaan rasa’ dari manis, asin, asam, dan pedas,” katanya.

Rochim memaparkan, selain sebagai menu khas Szechuan Tiongkok, nama makanan ini berasal dari nama gelar pejabat Dinasti Qing, Ding Baozhen pada 1820-1886.

“Ding sendiri adalah kepala provinsi Shandong, kemudian menjadi gubernur provinsi Szechuan. Gelarnya sebagai Gong Boo atau penjaga istana adalah asal mula nama ‘Kungpao’. Begitu runut sejarah menu ini seperti yang saya tahu dari literatur kuliner Tiongkok,” tutupnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun