Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sadis, Ada Paru Bengis dan Empal Jahanam di Resto Kupang Ini

12 Januari 2025   11:18 Diperbarui: 12 Januari 2025   11:18 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paru Bengis, menu ikonik di Waroenk Resto and Cafe Kota Kupang. Sejatinya, Paru Bengis adalah balado menu pedas entitas Padang. (Foto: Effendy Wongso)

Mendengar dua kata ini, 'bengis' dan 'jahanam', dapat dipastikan orang akan bergidik. Apalagi, jika kedua kata yang mengandung pengertian sarkastis itu sudah jamak disaksikan dalam realitas kehidupan bermasyarakat saat ini.

Akan tetapi, jangan berpikiran negatif dulu lantaran kata-kata itu hanya dilekatkan terhadap makanan yang diluncurkan sebuah resto representatif yang telah hadir di Kota Kupang sejak 2017 lalu.

"Paru Bengis dan Empal Jahanam ini adalah menu-menu baru yang telah menambah varian kuliner di Kota Kupang. Seperti diketahui, menu pedas berbahan daging ini memiliki cita rasa beda dibandingkan menu-menu sebelumnya yang sudah ada," terang Supervisor Waroenk Resto and Cafe Amelia Saputry Wahab ketika ditemui Waroenk Resto and Caf, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu 11 Januari 2025.

Menu-menu unik tersebut, imbuhnya, juga sesuai visi yang diemban pihaknya untuk selalu menghadirkan ragam kuliner berbeda namun tak mengabaikan kelezatan.

"Oleh Karena itulah, secara rutin manajemen sudah mengagendakan menu-menu baru setiap periode yang telah ditetapkan,"ungkap Amelia.

Menurut wanita yang telah bekerja hampir satu dekade di resto dengan logo khas "Koki Berkumis" itu, Paru Bengis dan Empal Jahanan tersebut termasuk makanan ikonik pihaknya.

"Paru Bengis sejatinya adalah paru balado, begitu pula Empal Jahanam. Kami anggap khas karena penyedia kuliner biasanya hanya meracik daging sapi sebagai bahan balado. Keunikan lainnya, selain pedasnya menggigit, menu bernama 'sangar' ini lantaran semuanya disajikan dalam ricebowl yang kita ketahui adalah tren penyajian ala Korea atau Korean Rice Bowl," jelas Amelia.

Terkait makanan baru yang mengusung entitas Minang atau Padang, yaitu 'balado', Amelia mengatakan karena makanan ini sangat populer di Tanah Air.

"Tidak dapat dinafikan, balado sudah menjadi menu nasional yang sangat digemari bukan saja orang Indonesia, tetapi juga masyarakat di mancanegara. Sehingga, tidak mengherankan apabila makanan berciri khas pedas ini selalu mendapat tempat di lidah penikmat kuliner," akunya.

Sejatinya, tambah Amelia, balado adalah teknik memasak khas Minangkabau. Salah satunya adalah dengan cara menumis cabai giling dengan berbagai rempah. Rempah-rempah tersebut biasanya terdiri dari bawang merah, bawang putih, dan jeruk nipis.

"Uniknya, ini berbeda dengan sambal lain yang hanya menggunakan cabai giling sebagai pendamping makanan dengan cara dicelup. Adapun balado dihidangkan dengan cara dimasak kembali dengan berbagai jenis masakan seperti dendeng, teri, ikan goreng, ayam goreng, bebek goreng, telur rebus, tempe goreng, dan masih banyak bahan lainnya seperti paru yang diracik koki Waroenk," paparnya.

Amelia mengatakan, alasan menambahkan cabai dan rempah diniscayai selain menambah kelezatan, hal itu juga agar membuat makanan bertambah awet.

"Adapun cabai yang lazim digunakan adalah cabai merah keriting," katanya.

Kendati demikian, imbuh Amelia, ada juga pelaku kuliner yang memasak balado menggunakan cabai hijau. Menurutnya, semua itu tergantung selera namun aslinya memang memakai cabai merah keriting.

"Dinamislah (penggunaan cabai), tergantuk si peraciknya saja," katanya.

Di akhir penjelasannya, Amelia sempat mempromosikan menu ikonik pihaknya.

"Paru Bengis (balado) kami dijamin hot (pedas) khas masakan Padang. Begitu pula Empal Jahanam yang otentik makanan khas Sumatra Barat," tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun