"Uniknya, ini berbeda dengan sambal lain yang hanya menggunakan cabai giling sebagai pendamping makanan dengan cara dicelup. Adapun balado dihidangkan dengan cara dimasak kembali dengan berbagai jenis masakan seperti dendeng, teri, ikan goreng, ayam goreng, bebek goreng, telur rebus, tempe goreng, dan masih banyak bahan lainnya seperti paru yang diracik koki Waroenk," paparnya.
Amelia mengatakan, alasan menambahkan cabai dan rempah diniscayai selain menambah kelezatan, hal itu juga agar membuat makanan bertambah awet.
"Adapun cabai yang lazim digunakan adalah cabai merah keriting," katanya.
Kendati demikian, imbuh Amelia, ada juga pelaku kuliner yang memasak balado menggunakan cabai hijau. Menurutnya, semua itu tergantung selera namun aslinya memang memakai cabai merah keriting.
"Dinamislah (penggunaan cabai), tergantuk si peraciknya saja," katanya.
Di akhir penjelasannya, Amelia sempat mempromosikan menu ikonik pihaknya.
"Paru Bengis (balado) kami dijamin hot (pedas) khas masakan Padang. Begitu pula Empal Jahanam yang otentik makanan khas Sumatra Barat," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H