Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Bali Now", Eksotisme Bisnis di Pulau Dewata Pasca Pandemi

1 Juni 2024   13:16 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:45 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para Terapis yang Tak Lagi 'Mengemis' Pelanggan

Kondisi semringah pasca pandemi juga terjadi di semua lini usaha, tidak terkecuali bagi Nelly, salah seorang terapis di rumah refleksi Twins Spa yang ditemui penulis di beranda Twins Spa, Gang Poppies II, Jalan Benesari, Kuta Badung, Selasa 28 Mei 2024.

Dalam kesempatan pelesir di Bali pada 2022 lalu, penulis sempat bertemu dengan wanita ini. Saat itu, situasi sungguh jauh berbeda dibandingkan saat ini. Pelanggan yang sepi lantaran minimnya kunjungan wisatawan asing ketika itu, memaksa para terapis untuk 'mengemis' dan menjemput calon klien di pinggir-pinggir gang.

Turis mancanegara tengah melintas di depan Beachwalk, Jalan Raya Kuta Denpasar. (Foto: Effendy Wongso)
Turis mancanegara tengah melintas di depan Beachwalk, Jalan Raya Kuta Denpasar. (Foto: Effendy Wongso)

"(Saat ini) pelanggan sudah banyak, kami tidak sesulit dulu mencari pelanggan karena sekarang mereka biasanya datang bersama keluarga, istri dan anak-anak untuk dipijat," katanya.

Harga yang dipatok setiap rumah refleksi berbeda-beda, namun pada umumnya jauh di atas harga saat pandemi yang 'terpaksa' diturunkan sebagai strategi memikat pelanggan.

"Dulu (kala pandemi), harga kami tawarkan sangat murah bahkan hingga Rp 50 ribu per jam. Padahal, standar harga pada saat sebelum pandemi sekitar Rp 100 ribu-Rp 150 ribu per jam," akunya.

Selain salon, 'massage house' atau rumah refleksi, tuai cuan atau untung terlihat dari jasa transportasi ojeg online (ojol) seperti Grab dan GoJek. Limpahan wisatawan saat event World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024, jelas mendongkrak lini bisnis ini.

Made, salah seorang driver GrabBike yang mengantar penulis ke Beachwalk, salah satu mal terbesar di Kuta Denpasar, mengungkapkan kegembiraanya terhadap kondisi terkini di Pulau Dewata.

"Bali sudah pulih (normal), saya pribadi setiap hari bisa melayani 20 order trayek (perjalanan) pendek. Kalau dulu (pandemi), hanya berharap dari pengantaran makanan (Grabfood) dan itu pun tidak banyak," imbuhnya ketika penulis menanyakan pendapatan per hari yang biasanya diperolehnya.

Sejauh ini, geliat bisnis di Bali memang tengah beriak. Bahkan, beberapa pedagang kecil seperti penjual suvenir yang ditemui di Canggu, Kuta Utara, Badung Bali, mengatakan kondisi saat ini sepenuhnya telah normal bahkan di atas kondisi sebelum pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun