Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Seayu Namanya, Ini Alasan Kue Putu Ayu Disukai Masyarakat

17 November 2022   09:54 Diperbarui: 13 Desember 2022   09:41 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue Putu Ayu dipajang di salah satu etalase. / Foto: Effendy Wongso

Sementara, asal mula kata "putu" tidak lepas dari suatu naskah sastra lawas, Serat Centhini yang ditulis pada 1814 di masa Kerajaan Mataram. Dalam manuskrip itu termaktub atau muncul nama 'puthu'. Selanjutnya, sesuai ejaan yang disederhanakan, kata puthu menjadi "putu".

Femy menjelaskan, dalam naskah lawas itu disebutkan Ki Bayi Panurta meminta santrinya menyediakan hidangan pagi.

"Nah, hidangan atau penganan pagi itu berupa sajian makanan pendamping serupa serabi dan sejenis 'puthu'," paparnya.

Begitu pula di naskah lainnya, sambung Femy, puthu identik kudapan yang disajikan pada pagi hari. Isian puthu ikut berubah dari kacang hijau menjadi gula Jawa atau gula aren yang tentunya pada saat itu lebih mudah diperoleh.

Serupa dalam naskah lawas terkait penganan putu, saat proses mengukus terdengan suara nyaring mirip "tangisan". 

Sehingga, dalam perkembangannya di luar Pulau Jawa yang didiami diaspora Jawa, terutama di Sulawesi Selatan, kue tradisional ini disebut "Putu Nangis" alih-alih nama aslinya.

Kue Putu Ayu dipajang di salah satu etalase. / Foto: Effendy Wongso
Kue Putu Ayu dipajang di salah satu etalase. / Foto: Effendy Wongso

"Dalam perkembangannya pula, Putu Ayu di Sulawesi Selatan nggak hanya menggunakan tepung beras atau tepung terigu lantaran juga menggunakan beras ketan hitam," terang Femy.

Lebih lanjut ia menjelaskan, putu versi Bugis khususnya di Makassar dan Kabupaten Bone memakai beras ketan hitam tanpa gula.

"Uniknya, putu itu dimakan dengan taburan parutan kelapa dan sambal. Putu Bugis biasanya hanya dijual pagi hari sebagai pengganti sarapan yang praktis," beber Femy.

Dijelaskan, sejatinya Putu Ayu berbeda dibandingkan kue putu yang biasa dijual keliling dengan ciri khas bunyi nyaring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun