Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Seayu Namanya, Ini Alasan Kue Putu Ayu Disukai Masyarakat

17 November 2022   09:54 Diperbarui: 13 Desember 2022   09:41 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kue putu ayu. (Dok. Sajian Sedap via kompas.com)

Menurut Supervisor Royal Bakery and Cafe Femy Uriana saat ditemui di Jalan Bundaran PU 10, Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Rabu 16 November 2022, Putu Ayu termasuk dalam kategori kue basah.

"Seperti kita ketahui, dulu hingga sekarang, penganan ini umumnya dijual pedagang kue basah di pasar tradisional. Tetapi seiring perkembangan dunia kuliner Nusantara yang naik pamor, Putu Ayu juga merambah toko kue dan bakery, bahkan mal-mal di kota besar," jelasnya.

Putu Ayu pihaknya, urai Femy, terdapat dua yaitu Putu Ayu (original) dan Putu Ayu Ubi Ungu. Secara mendetail ia menyebut Putu Ayu adalah bagian dari kue "putu" yang berakar dari kuliner Tiongkok dan berkembang di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.

Kue Putu Ayu. / Foto: Dokumentasi Femy Uriana
Kue Putu Ayu. / Foto: Dokumentasi Femy Uriana

"Jadi, sejarah 'putu' yang berkembang menjadi banyak varian saat ini mulanya diklaim berasal Tiongkok, dan sudah ada sejak 1200 tahun silam pada zaman Dinasti Ming. 

Ini dapat dibuktikan dari artefak menyoal kue putu yang masih tersimpan di China National Silk Museum di 73-1 Yuhuangshan Rd, Xihu, Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok," imbuhnya.

Sementara itu, lanjut Femy, bukti lain terkait akar muasal kue putu dapat dilihat dari penggunaan bambu sebagai wadah silinder pembuatan penganan beraroma gurih ini.

"Kue putu dari bambu hingga saat ini masih digunakan sebagai wadah atau alat kukus pedagang keliling Putu Ayu di Indonesia. Ini persis seperti bambu-bambu kukus yang dipamerkan di China National Silk Museum," katanya.

Femy menjabarkan, saat ini sejumlah penjual Putu Ayu keliling mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan kepraktisan kendati dari segi kesehatan penggunaan pipa PVC berbahaya bagi kesehatan.

Adapun pelaku kuliner kelas elite seperti toko kue dan bakery, sudah menggunakan alat-alat cetak pengukusan berstandardisasi, terutama terkait higienis kudapan yang dibuat.

Menurut Femy, berdasarkan dari literatur budaya kuliner dunia yang pernah dibacanya dulunya putu secara general di Negeri Panda disebut "Xianroe Xiao Long", harfiahnya berarti "kue dari tepung beras berisi kacang hijau lembut yang dimasak dalam cetakan bambu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun