Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Es Falooda, Minuman yang Populer sejak Kesultanan Mughal di Abad ke-17

20 September 2022   13:30 Diperbarui: 20 September 2022   16:43 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liberty mengungkapkan, Falooda yang dibanderol Rp 34.000 per gelas itu juga disukai anak-anak karena diberi topping es krim strawberry.

"Apalagi, warnanya juga cerah-cerah sehingga menjadi daya tarik bagi anak-anak selain kesegarannya tentu saja," katanya.

Sementara itu, ditemui di tempat dan kesempatan yang sama, Supervisor Waroenk Seafood Wanda Bunga menambahkan manajemen pantry pihaknya sengaja mengangkat minuman ini lantaran sudah populer di dunia.

"Falooda, yang juga kerap disebut 'Faloodeh' ini nyaris dapat ditemui di semua negara, apalagi jika tiba atau memasuki bulan Ramadan. Yang saya tahu, meskipun diklaim berasal dari India tetapi dulunya Falooda merupakan hidangan penutup khas Iran yang dulu bernama 'Persia'," beber Wanda.

Kendati demikian, sambung ibu dari satu putri ini, popularitas minuman es berwarna "eksotik" tersebut lantas menyebar ke nyaris seluruh wilayah Asia.

"Nyebarnya tuh terutama di negara-negara Asia Selatan seperti India, Bangladesh, Pakistan serta negara lain sekitarnya. Jadi, sejatinya Falooda tidak asing lagi di negara-negara ini," bahas Wanda.

Selain berkembang secara masif di India khususnya, uniknya Falooda di Negeri Bollywood itu maupun di Iran sendiri dibikin dengan mencampur makanan bahan mi 'pendek-pendek' sebagai salah satu isian.

"Jadi, mi sebagai salah satu bahan isian minuman ini di sana mungkin lebih mirip es cendol di Indonesia. Nah, lain lagi di Pakistan karena mi yang digunakan berbentuk seperti spageti yang agak tebal. Ada juga yang menggunakan isian seperti bihun, loh," jelasnya.

Dalam perkembanganya, sebut Wanda, selera penikmat kuliner mulai berubah dan berkembang lebih jauh. Dijelaskan, masyarakat Mumbai yang menjadi pionir dalam memomulerkan Falooda ke seluruh India bahkan dunia telah bergeser ke arah yang lebih modern.

"Ya, bermula dari Mumbai yang dibawa orang-orang Persia (Iran) pada 800 sebelum masehi (SM), Falooda melalui Kesultanan Mughal atau Kerajaan Mogul (Mongol) mulai nyebar ke berbagai wilayah dunia pada abad ke-17," katanya.

"Baik orang India maupun Iran (Persia) sendiri, peracikan Falooda mulai bergeser yang tadinya orisinal hanya menggunakan mi atau bihun, juga telah menambahkan air mawar bercampur gula. Di kekinian, Falooda umumnya menggunakan sirup merah (frambozen), topping es krim, sagu mutiara, dan jenis-jenis bahan yang lazim digunakan untuk es campur," terang Wanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun