Secara mendetail, Niko mengatakan kendati sama-sama senang mengonsumsi sambal cabai, akan tetapi orang Manado memang lebih adaptif terhadap pedas.
"Artinya, mereka menggunakan cabai dengan kuantitas yang lebih banyak ketimbang makanan pedas dari menu domestik orang Indonesia lainnya," bahasnya.
Niko membeberkan, selain cabai rawit sebagai bahan inti dari rica-rica tersebut, bahan lain yang digunakan adalah bawang putih, bawang merah, gula, jahe, dan garam.
"Nah, selanjutnya kesemua bahan itu dimasak menggunakan minyak kelapa lalu dicampur serai, daun jeruk, serta air jeruk nipis," sebutnya..
Ketika ditanyakan daging apa yang paling cocok digunakan untuk menu rica-rica, Niko menjawab apa saja enak termasuk bebek yang digunakan pihaknya dalam menu Bebek Sambal Idaman.
"Selain unggas seperti ayam dan bebek ini, masak rica-rica bisa menggunakan hampir semua jenis daging ikan air tawar, seafood seperti ikan laut, kerang, udang, cumi-cumi, dan masih banyak lainnya," terangnya.
Sementara itu, ditemui di lokasi dan kesempatan yang sama, Supervisor Waroenk Seafood Wanda Bunga menambahkan jika di Manado, bahkan ada menu 'paniki'.
"Menu rica-rica ini terbuat dari kelelawar," katanya.
Selain alasan digemarinya makanan ini lantaran tak lepas dari sensasi pedasnya yang kuat seperti yang diungkapkan Head Chef Waronk Group Ahmad Niko tadi, Wanda mengatakan sejatinya menu rica-rica mudah diadaptasi dalam resep apapun.
"Jadi tidak sulit memasak 'ala-ala', karena ya itu tadi fokusnya terhadap level kepedasannya yang tinggi dibandingkan menu-menu nasional yang notabene sudah cukup pedas sebenarnya," imbuhnya.