Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tak Kalah Populer Dibanding Piza-Spageti Italia, Chicken Parmigia Juga Rajai Kuliner Dunia

10 September 2022   11:28 Diperbarui: 10 September 2022   11:33 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto menu Chicken Parmigia. / Foto: Effendy Wongso

Negeri Pisa, Italia adalah salah satu negara yang ikonik baik lantaran kontribusi pariwisatanya yang sohor maupun khazanah kulinernya yang populer. Terkait kulinernya, tanpa memberitahu Anda makanan apa yang "melegenda" tersebut, pasti juga sudah tahu.

Ya, tidak salah, pasti jawabannya adalah pizza dan spageti. Piza yang kerap ditulis "pizza" dan spageti yang kerap ditulis "spaghetti" memang tidak dapat dinafikan sebagai salah satu menu masyhur dunia. Tak hanya menu-menu legendaris itu, negara yang terkenal dengan sepakbolanya ini juga mumpuni dalam menelurkan menu ikonik dunia lainnya seperti steik.

Dari sekian banyak varian steik, ada satu jenis yang telah mendunia yaitu "Chicken Parmigia". Steik ini terbilang unik lantaran merupakan hasil "kolaborasi" antara makanan Amerika Serikat (AS) dan Italia sendiri.

Di luar Italia dan AS, saat ini menu tersebut berkembang secara masif di Australia dan banyak negara di Eropa Barat lainnya.

"Di Italia sendiri serta beberapa negara di Eropa Barat, steik yang didominasi bahan daging ayam ini lebih dikenal dengan sebutan 'Chicken Parmigiana'," demikian ungkap Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko saat disambangi penulis beberapa waktu lalu yang ingin membahas menu nondomestik di Waroenk Oebufu, Jalan WJ Lalamentik, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Niko menjelaskan, "Ayam Parmesan" ini, demikian penyebutan lain dari Chicken Parmigia terdiri dari dada ayam berlapisi tepung roti gandum yang disiram saus tomat serta keju mozzarella.

"Selain itu, juga diimbuhi provolone atau parmesan. Nah, Chicken Parmigia yang kami sajikan di Waroenk Oebufu ini termasuk versi modern, yang selalu disajikan bersama french fries atau stik kentang goreng dan sedikit sayuran," bebernya.

Niko menambahkan, manajemen pihaknya menyediakan menu itu lantaran telah populer.

"Ya, tidak hanya di negari asalnya Italia-Amerika tetapi juga di Indonesia. Sehingga, boleh dibilang menu ini bisa ditemukan dalam berbagai menu western yang disajikan resto dan kafe, maupun restoran subhotel besar internasional," paparnya.

Ketika ditanya bagaimana respons penikmat kuliner terhadap menu "asing" itu, Niko menjawab makanan hasil perpaduan dari Negeri Spageti dan Paman Sam itu mendapat animo yang cukup baik dari pelanggan.

"Sejak kami meluncurkan Chicken Parmigia, tepatnya pada pembukaan Waroenk Oebufu pada 8 Juli 2017 lalu, menu ini disukai pelanggan," jelasnya.

Menurut Niko, hal itu terbukti dari banyaknya pesanan maupun order pada menu Chicken Parmigia dalam daftar permintaan pelanggan selama ini.

"Menurut komentar pelanggan sih, umumnya mereka bilang Chicken Parmigia kami ini bertekstur lembut, tidak alot," ungkapnya.

Karena memperoleh apresiasi yang cukup bagus dari penikmat kuliner di Kota Sasando, demikian sebutan wilayah Kupang, pria asal Malang ini juga meluncurkan menu steik lainnya sepert Double Decker (berbahan daging sapi) dan Fish and Fries (berbahan ikan) yang dibanderol harga sama Rp 56.000 per porsi.

Sementara, lanjut Niko, menu Chicken Parmigia sendiri dibanderol cukup terjangkau Rp 41.000.

"Harga sebegitu (Rp 41.000) memang sangat terjangkau untuk versi menu steik. Terus terang, manajemen mau semua orang dapat menikmati menu western dengan harga terjangkau. Istilahnya sih, 'everybody can eat'. Nah, inilah alasannya sehingga manajemen membanderolnya dengan murah," imbuh Niko.

Koki yang pernah bekerja di resto subhotel ternama di Surabaya ini menjelaskan jika di Kanada dan AS, Chicken Parmigia ini statusnya lebih sering disajikan sebagai "main course" atau hidangan utama.

"Beberapa resto di AS-Kanada mengkreasikan makanan ini secara inovatif. Inovatif karena mereka memadukannya bersama burger," kata Niko.

Seperti diketahui, burger sendiri merupakan makanan khas AS. Dengan masuknya imigran Italia ke sana, maka terbentuklah diaspora yang asimilatif. Artinya, beberapa menu khas Italia dikombinasikan dengan makanan AS seperti burger tadi.

"Ini terutama maraknya pengusaha kuliner asal Italia yang berimigrasi ke Amerika (AS) pada tahun 1906. Kala itu, imigran Italia mulai memanfaatkan pasar daging Amerika yang terjangkau, memasukkan 'ayam' ke dalam burger yang biasanya diisi daging (beef)," papar Niko menjabarkan.

Lebih lanjut Niko menjelaskan, maraknya pertumbuhan makanan ini turut mengangkat atau memomulerkan pasar kuliner di AS.

"Ya, ini terlebih sewaktu resep-resep pengolahan Chicken Parmigia diterbitkan pada koran The New York Times pada tahun 1962," imbuhnya.

Chicken Parmigia Dianggap sebagai Makanan Wajib

Niko menambahkan, di Australia hidangan tersebut secara kontinu disajikan sebagai makanan utama.

"Di seluruh (wilayah) Australia, menu ini bahkan dianggap sebagai makanan 'wajib' dalam setiap keberadaan resto atau kafe," katanya.

Masih terkait kuliner ini di Negeri Kanguru, sambung Niko, Chicken Pargigia lazim disajikan bersama keripik.

"Biasanya sih french fries juga salad. Ya, walaupun ada beberapa versi mengenai garnis atau penghias hidangan yang merupakan 'bahan tambahan' itu," imbuhnya.

Menurut Niko, garnis itu terkait apakah harus disajikan di bawah atau di samping ayam.

"Ya, itu sesuai selera penyajinya. Tidak masalah, mau di samping, atas ataupun di bawah ayam," ujarnya.

Menurut Niko, masih merunut kuliner Chicken Parmigia, sejatinya tidak butuh waktu yang lama popularitas makanan yang tergolong anyar dan modern di zamannya itu, telah berkontribusi atas banyaknya resto khusus Chicken Parmigia.

"Resto-resto spesial penyaji Chicken Parmigia ini berkembang pesat, khususnya di Kota Melbourne," tutupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun