Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Jelang Pengumuman Kenaikan BBM Subsidi, Ini Cara Pelaku Usaha Tetap Survival

20 Agustus 2022   10:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   18:45 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ritel. Seorang karyawan tengah memeriksa stok daging beku di lemari es salah satu swalayan di Kota Kupang, Horeka. / Foto: Effendy Wongso 

Bagi pelaku usaha atau perusahaan yang ingin berhasil keluar dari 'maut' krisis pandemi atau krisis apapun itu, tentu harus memutar otak mencari strategi jitu untuk bertahan alih-alih meraup untung yang banyak.

Terdengar satir memang, tetapi itulah dahsyatnya imbas dari dampak Covid-19 lalu, dan tidak menutup kemungkinan bakal terjadi "krisis" lainnya yang bahkan lebih parah.

"Tidak ada yang dapat memprediksi kapan krisis datang. Namun begitu, kami tetap harus hidup, manajemen, keluarga dan karyawan harus tetap bertahan walaupun kondisi PPKM lalu itu banyak membuat pelaku usaha kolaps. Kami pun tak dapat menyangkali bila hal itu terasa sangat berat," ungkap Sales Marketing and Representative Admin Horeka Noncy Ndeo saat ditemui penulis di Jalan Bundaran PU, Tuak Daun Merah (TDM), Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat 19 Agustus 2022.

Ketika ditanyakan apakah krisis serupa seperti saat pemberlakuan PPKM beberapa waktu lalu jika harga BBM subsidi naik bakal menyulitkan pihaknya, Noncy tetap optimistis pihaknya dapat melewatinya dan tidak terlalu terganggu sebab memiliki strategi pemasaran jitu dari manajemen.

Wanita yang dipercayakan memasarkan ritel consumer goods, bahan pangan, aneka bumbu masakan dan kue itu, menjelaskan upaya pihaknya untuk bertahan, apalagi sebagai pemain baru dalam kompartemen ritel di Kota Sasando, demikian julukan wilayah Kupang.

Noncy mengungkapkan, sejak pihaknya meramaikan pasar ritel modern di Kota Kupang belum lama ini, tepatnya pada Minggu 18 Juli 2021 lalu, manajemen sudah memiliki strategi penjualan yang dianggap mumpuni untuk menjangkau pasar domestik.

"Salah satunya adalah kami bermain di e-commerce. Ini kami anggap esensial karena di masa pandemi ini, bisnis online memang lebih mendominasi pasar karena adanya pembatasan-pembatasan sosial seperti PPKM yang diterapkan pemerintah belum lama ini," imbuhnya.

Ilustrasi ritel. Seorang karyawan tengah memeriksa stok daging beku di lemari es salah satu swalayan di Kota Kupang, Horeka. / Foto: Effendy Wongso 
Ilustrasi ritel. Seorang karyawan tengah memeriksa stok daging beku di lemari es salah satu swalayan di Kota Kupang, Horeka. / Foto: Effendy Wongso 

Kendati nantinya Horeka akan lebih masuk ke sana, akan tetapi Noncy mengatakan tetap tidak menafikan bisnis reguler, seperti penyediaan display barang, sales, dan marketing.

"Kami tetap menyediakan display seperti toko konvensional (swalayan) lainnya untuk grosir maupun eceran. Namun, kami lebih menekankan penjualan by sales dan marketing. Caranya, kami tidak menunggu bola namun menjemputnya. Jadi, sales dan marketing kami menjual langsung kepada konsumen, mendatangi mereka, masuk resto subhotel, restoran dan rumah makan, warung, serta toko dan kios lainnya," beber Noncy.

Tentunya, imbuhnya, bersaing dengan kompetitornya dengan harga yang kompetitif akan tetapi tetap tidak mengabaikan kualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun