Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Es Podeng, Minuman Nusantara yang Diklaim Telah Ada Sejak Zaman Kolonial

3 Agustus 2022   11:12 Diperbarui: 3 Agustus 2022   11:15 2497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Es podeng. / (Foto: Effendy Wongso)

Kuliner, khususnya kuliner Nusantara selalu mendapat tempat di hati masyarakat. Tidak hanya makanan, namun berbagai varian minuman nasional juga tidak kalah disukainya.

Sehingga, hal itu pulalah yang melecut hampir semua pelaku usaha berlomba menghadirkan menu Nusantara sebagai bahan jualan mereka di tengah gempuran menu asing usaha waralaba.

Faktanya, tentu itu beralasan lantaran selama ini menu Nusantara telah diakui cita rasanya di seantero dunia, baik ekspatriat maupun para pelancong mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Sebagai salah satu destinasi kuliner di Kota Kupang, Waroenk Group pun tidak ketinggalan mengangkat makanan dan minuman asli Indonesia.

"Hampir 80 persen makanan maupun minuman yang kami tawarkan adalah menu Nusantara, sementara lainnya adalah menu asimilasi Barat (Western Food) dan Timur (Chinese Food)," beber Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko saat ditemui belum lama ini di Waroenk Oebufu, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat ditanyakan item-item menu Nusantara apa saja yang laris di resto dan kafe berlogo "koki berkumis" tersebut, khususnya dari varian beverages pihaknya, Niko menjawab diplomatis adalah es podeng.

"Ini salah satu minuman Nusantara yang disukai pelanggan. Es podeng ini kena di lidah orang Indonesia karena menggunakan bahan-bahan unik di luar es krim seperti sobekan-sobekan roti, meses, susu, dan lainnya," imbuhnya.

Saat kembali ditanyakan mengapa memilih menu es podeng selain keunikan bahan-bahannya tadi, Niko menjelaskan karena minuman ini juga memiliki sejarah yang unik.

"Kemunculan es podeng tidak lepas dari daya kreatif masyarakat Indonesia di zaman kolonial. Ketika sajian es krim hanya bisa dinikmati kalangan tertentu, masyarakat Indonesia membuat modifikasi es krim dengan mengganti bahan utama susu dengan santan kelapa, yang kemudian menghasilkan es krim ala Indonesia yang disebut 'es podeng' ini," paparnya.

Koki asal Malang itu menambahkan, kendati telah hadir dan tercipta sejak zaman kolonial, sampai saat ini banyak pedagang es podeng yang masih menggunakan cara-cara tradisional untuk memproduksinya.

"Itu pun alat yang digunakan guna memproduksi es podeng adalah mesin yang diputar secara manual," katanya.

Lebih lanjut, Niko menuturkan guna menghasilkan es podeng dengan cita rasa istimewa, para pembuat biasanya juga memasukkan bahan perasa lain seperti durian, avokad (alpukat), dan potongan nangka.

"Selain itu, agar memperoleh tampilan menarik, penjual es podeng juga memasukkan campuran lain berupa agar-agar, roti, buah-buahan, kacang tanah yang disangrai, dan sentuhan susu kental manis di atasnya," imbuhnya.

Seperti diketahui, sebut Niko, di tengah gempuran banyaknya produksi es krim luar negeri, es podeng masih mempunyai penggemar setianya sendiri.

"Bahkan, rasa es podeng dijadikan salah satu varian rasa perusahaan es krim asing, loh. Hal tersebut membuktikan es podeng atau es putar ini merupakan jajanan lokal dengan cita rasa yang mengglobal," puji Niko.

Sementara itu, Supervisor Waroenk Oebufu Amelia Saputri Wahab yang juga ditemui di tempat yang sama, membenarkan jika es podeng merupakan salah satu varian minuman yang paling disukai pelanggan pihaknya.

"Jujur, saat ini siapa yang tidak mengenal Es Podeng Waroenk. Selain menu pionir yang diluncurkan pertama kali di Kota Kupang oleh manajemen Waroenk Group, minuman yang kaya buah ini juga sangat menyegarkan," klaimnya.

Menurutnya, minuman yang dibanderol terjangkau Rp 34.000 itu, sejak diluncurkan pada awal September 2018 lalu, mendapat animo yang bagus dari penikmat kuliner.

"Es Podang Waroenk bahkan menjadi minuman best seller setelah Chocolate Cokies dan Es Pisang Ijo di Waroenk," beber Amelia.

Ia menjelaskan, es podeng merupakan nama lain dari es putar atau kerap disebut dalam ejaan Jawa, "es puter". Nama "podeng" sendiri berasal dari bahasa Madura yang mempunyai arti sama, yaitu putar.

Amelia menambahkan, es podeng menjadi kuliner khas Jakarta kendati banyak yang mengatakan kalau es krim ala Indonesia ini dibawa pedagang asal Garut ke Jakarta.

"Dulunya, klaimnya sih sebab dipengaruhi banyaknya penjual es podeng di Jakarta sehingga membuat minuman ini semakin populer. Tidak mengherankan jika dalam berbagai kesempatan, masyarakat Jakarta kerap menjadikan es podeng sebagai salah satu sajian pencuci mulut," bebernya.

Bagi warga Kupang, sebut Amelia, tentu saja tidak ingin ketinggalan menikmati minuman segar yang diklaim sudah ada sejak zaman kolonial Belanda di Indonesia.

"Cita rasa saja tidak cukup tapi juga harus dilandasi inovasi dan kreativitas dalam pembuatan sebuah menu sehingga selalu tampil pionir dan beda, unik. Paling tidak dalam skala lokal di Kota Kupang, ya? Nah, ini yang konsisten kami jalankan, temasuk menyediakan es podong versi kami," tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun