"Kalau saya meladeni mereka bertempur tadi, sama juga saya bunuh diri!"
"Ten-tentu...."
"Jadi selagi ada waktu untuk lolos, lebih baik kita kabur dulu. Sampai suasana kondusif untuk melakukan penyerangan kembali."
"Ya-ya! Seharusnya memang begitu, Jenderal Shan!"
Ta Yun tergagap.
Trivialitas berpikirnya mengubunkan amarah Shan-Yu. Segera diakurinya dalih Shan-Yu untuk menarik diri dari zona tempur. Aversinya itu memang demi keselamatan semua pasukan Han.
"Mungkin pasukan yang berasal dari Tung Shao ini akan membantu pasukan Pemimpin Han di perbatasan Tembok Besar. Mungkin kita akan mendobrak pertahanan musuh yang sedikit melemah di sana. Beberapa ribu pasukan kita di sana telah berhasil menaklukkan prajurit Yuan," ujar Shan-Yu menuai harapan. "Apa boleh buat. Ternyata strategi kita gagal di Tung Shao. Padahal, mulanya daerah itu telah diprakirakan akan dapat dengan mudah kita rebut. Justru sebaliknya dengan daerah di perbatasan Tembok Besar yang sama sekali tidak menjadi target kemenangan, kecuali untuk membuyarkan konsentrasi pakar strategi perang Yuan! Huh, saya tidak menyangka Fa Mulan dapat mengkoordinir semua prajurit Yuan secepat dan setangkas itu!"
Ta Yun mengepalkan tangannya di atas punggung kuda ketika melewati daerah paya di gigir Sungai Onon.
"Keparat Si Anak Kampung Fa Mulan itu! Akan saya bunuh dia kalau ketemu!" teriaknya tertahan menahan geram.
Shan-Yu mengangguk. "Padahal beberapa waktu lalu, saya sudah nyaris membunuh pemimpin Kamp Utara, Shang Weng di dusun Nio. Untung dia dapat kabur. Tapi saya yakin dia terluka parah. Bahkan mungkin tewas di atas bukit sana!"
"Jangan khawatir, Jenderal Shan," Ta Yun menghibur. "Saya sudah menyusupkan beberapa orang jasus di Ibukota Da-du. Mereka akan membunuh perwira-perwira Yuan bila tidak terkawal nanti!"