Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (8)

25 Maret 2021   14:31 Diperbarui: 25 Maret 2021   14:36 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anggap saja saya sedang memohon!"

"Ta-tapi...."

"Asisten Fa, Anda jangan keras kepala! Rasanya lebih baik kepala saya dipenggal ketimbang Anda menolak simbolitas penghargaan yang diberikan Kaisar Yuan Ren Zhan secara tidak langsung kepada Anda!"

Fa Mulan tersenyum. Dielus-elusnya gagang pedang Mushu-nya yang tersampir di pinggangnya. Sementara itu Tabib Ma Qhing sudah hampir menangis, menundukkan kepala dengan ekor mata bergerak galau. Ditatapnya tanah yang tengah dipijaknya di dalam tenda dengan rupa gelisah.

Fa Mulan mengangguk. "Baiklah kalau begitu. Saya terima pemberian istimewa Istana Da-du ini demi menghindari hukuman pancung untuk Tabib Ma Qhing yang telah banyak berjasa bagi kami, prajurit-prajurit di Kamp Utara," ujarnya, mengulum senyum menahan tawa.

Tabib Ma Qhing sertamerta terbahak. Dielus-elusnya janggutnya yang berwarna keperakan. Kesedihannya sontak melenyap seolah ditelan dingin udara malam. Seketika orang tua itu mengatupkan kedua tangannya ke muka. Mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada gadis keras kepala Fa Mulan, sehingga ia dapat terbebas dari hukuman Istana Da-du.

Mungkin bukan hukuman penggal seperti yang dikatakan Fa Mulan barusan. Tetapi siapa yang dapat menebak isi hati Sang Kaisar penguasa segala kemuliaan di Tionggoan ini bila sedang murka?!

Tentu hanya Dewata di langitlah yang tahu! (bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun