Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (3)

16 Maret 2021   21:29 Diperbarui: 16 Maret 2021   21:50 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi novel Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana. (inprnt.com)

Tetapi mengingat jasa-jasa pengabdiannya selama ini, Shan-Yu masih diberi muka dengan ditugaskan sebagai wedana di pusat logistik militer Yuan di Yunan. Dengan begitu, praktis ia tidak punya kendali apa-apa atas militer Yuan lagi.

Shan Yu mendendam.

Dan ia menyusun siasat makar untuk melumpuhkan militer Yuan dengan bergabung diam-diam ke pihak pemberontak pimpinan Han Chen Tjing. Selama beberapa tahun, ia tetap sabar menjalankan tugasnya sebagai wedana di Yunan. Karena dari tugasnya tersebut, ia dapat dengan leluasa mengatur dan memainkan pasokan logistik bagi prajurit-prajurit Yuan di Ibu Kota Da-du dan daerah-daerah perbatasan Tionggoan-Mongolia.

Bukan itu saja. Ia pun telah bersekongkol dengan kalangan pemberontak Han untuk mencuri beras-beras berkualitas unggul, dan hanya menyisakan beras-beras bermutu rendah untuk prajurit-prajurit Yuan.

Pangkal pembelotannya telah menyebabkan melemahnya fisik prajurit-prajurit Yuan secara tidak langsung. Dan justru sebaliknya, merupakan kekuatan untuk kaum pemberontak Han yang mulai mengatur strategi penyerangan tak terduga suatu saat. Dalam masa-masa transisinya itulah Shan-Yu banyak memaparkan kelemahan militer Yuan. Juga titik-titik kekuatan dari prajurit-prajurit Kaisar Yuan Ren Zhan kepada Han Chen Tjing.   

Shan-Yu juga menyerahkan peta-peta yang merupakan titik sentrum kekuatan militer Yuan. Kekuatan militer Yuan berasal dari atas bukit-bukit di sepanjang perbatasan Tembok Besar. Dari arah atas bukit, mereka memiliki dua ratus ribu prajurit Divisi Kavaleri Danuh yang bersenjatakan busur-busur dengan anak-anak panah beracun. Racun mahamematikan tersebut berasal dari Lembah Dewi Racun, daerah ngarai terpencil yang sudah lebih dari seabad ditempati rahib-rahib perempuan beraliran Taoisme bernama Go Mei. Daerah lembah itu banyak ditumbuhi persik dari berbagai jenis, juga aneka tanaman berbisa seperti Mawar Berbisa dan Yang-liu Berbisa yang memiliki unsur racun mematikan.

Penyerangan dari lembah menuju bukit perbatasan Tembok Besar sama juga bunuh diri. Karenanya, ia menyarankan untuk tidak menyerang dari sana. Tetapi memutar arah ke utara, menyeberangi Danau Baikal di perbatasan Mongolia, dan menyerang dari arah belakang setelah melewati Sungai Onon.

 Daerah titik penyerangan yang dimaksud memang tidak terlalu terkawal. Selain dianggap tidak strategis, gigir Sungai Onon juga diabaikan karena terlalu deras untuk dilalui. Pos-pos penjagaan di daerah itu hanya diawasi tidak lebih dari seribu prajurit Divisi Infanteri. Melumpuhkan prajurit jaga itu sama mudahnya dengan memitis mati seekor kutu. Strategi itulah yang akan digunakan untuk menyerang Dinasti Yuan tidak lama lagi setelah mereka berhasil menggalang dan menghimpun kekuatan besar.

Meski memiliki banyak sumber daya manusia, tetapi pasukan pemberontak Han tidak didukung fasilitas persenjataan yang memadai. Untuk menghadapi prajurit dari Divisi Kavaleri Danuh, mereka memang harus menerapkan strategi jitu. Bertarung secara frontal dan terbuka dengan pasukan berpanah tersebut sama halnya dengan mengirim nyawa.

Itulah yang dipikirkan Shan-Yu sebagai antisipasi sebelum menyerang Ibu Kota Da-du, tempat Kaisar Yuan Ren Zhan berdiam. Maka setelah merenung, ia mengusulkan kepada Han Chen Tjing sang Pemimpin Han untuk menyiapkan dan membuat zirah tameng buat pasukan Han nantinya. Zirah yang dimaksud adalah baju-baju seragam yang terbuat dari lempengan-lempengan kulit kayu pohon mahoni, yang menutup nyaris seluruh tubuh kecuali wajah para serdadu.

Cara itu dianggap efektif dan efisien untuk melawan prajurit Yuan, khususnya dari Divisi Kavaleri Danuh yang berdeterminasi tinggi. Selain itu, zirah tersebut bisa dibuat secepat mungkin dengan biaya sedikit. Semua serdadu Han dipersenjatai dengan tombak sepanjang dua meter, dan dilengkapi dengan sebuah tameng kayu elips yang terikat di lengan kiri sebagai penahan gempuran anak-anak panah beracun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun