Mohon tunggu...
Efendy Naibaho
Efendy Naibaho Mohon Tunggu... Wartawan -

www.formatnews.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Surat Terbuka untuk Presiden Joko Widodo dari Danau Toba

14 Desember 2014   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:19 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Danau Toba sebagai salah satu tujuan pariwisata mancanegara di dunia memilki karakteristik yang unik dan menakjubkan, sangat kaya dan beragam variasi wisata yang dapat dikermbangkan sebagaimana dikenal di daerah lainnya. Antara lain: keindahan alam, wisata alam, berbagai perlombaan di atas danau, wisata budaya, wisata rohani, dll. Tidak berlebihan bila dianalogikan ”Kawasan Danau Toba Sorga Yang Membumi”. Ada pepatah Batak menyatakan : ” Unang ma mate ho molo ndang dope diliati ho Tao Toba” (Janganlah tinggalkan dunia ini sebelum Anda mengelilingi Danau Toba ).

Di sisi lain, paskareformasi di Indonesia terutama sejak terjadinya ”Tragedi Bali”, kepariwisataan di Danau Toba terus-menerus merosot – tidak bangkit-bangkit dan tidak bergairah. Keadaan ini tentu menimbulkan implikasi luas terhadap kepariwisataan di Danau Toba, kesejahteraan rakyat dan devisa negara.

6. Dari penelurusan yang kami lakukan, baik dengan mengelilingi Pulau Samosir dari danau dengan naik kapal maupun dengan melalui rute jalan darat, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi Kawasan Danau Toba sudah sangat mengkhawatirkan. Kerusakan lingkungan yang begitu massif terus-menerus berlangsung, walau di sisi lain masih memiliki potensi yang luar biasa pula. Dengan kata lain, Danau Toba sedang menangis, menjerit, mengalami tekanan pisik, ekonomi dan sosial budaya.

Berbagai aktivitas, mulai dari perambahan hutan, industri, pertambangan, pencemaran, industri pariwisata yang mengabaikan lingkungan hidup yang baik dan sehat, perikanan asing dengan sistem kerambah, masuknya beberapa jenis ikan ke Danau Toba yang tidak sesuai dengan habitatnya, dan lain-lainnya menyebabkan terkonsentrasi satu ekosistem danau yang sebenarnya sangat rentan dengan aktivitas yang bersifat eksploitatif.

7. Danau Toba terkesan sebagai WC Raksasa. Gundulnya hutan, banjir dan tanah longsor tidak hanya membahayakan lahan pertanian dan pemukiman penduduk lagi tetapi juga mengakibatkan korban nyawa manusia, kekeringan, kegersangan dan sangat luas hanya ditumbuhi ilalang, banyak matinyai sumber mata air - ”mauas di topi ni tapian” (Haus ditepian Danau Toba ), rusaknya struktur tanah pertanian sehingga hasil pertanian para petani di seputar dan kawasan dan penyangga Danau Toba terus-menerus mengalami kemerosotan, padahal penduduk 7 kabupaten di seputar Danau Toba adalah 85 s/d 95 % adalah petani.

Vegetasi yang dominan ditemukan terutama di Pulau Samosir dan pebukitan-pebukitan Danau Toba adalah semacam padang rumput, pohon pinus dan ekaliptus yang tentu sangat rakus air.

Sementara itu di Danau Toba semakin menjamurnya pertumbuhan enceng gondok, ditemukan beberapa jenis tumbuhan di air Danau Toba yang dalam sejarahnya tidak pernah adanya tumbuhan tersebut, semakin langkanya habitat ikan asli Danau Toba, seperti , ikan Ihan Batak, ikan Mujahir, ikan Mas, ikan Pora-pora, Itok, dll.

8. Degradasi lingkungan yang sangat massif seperti ini tentu membahayakan ekositem Danau Toba. Tidak hanya memiskinkan dan membahayakan petani seputar Danau Toba atau hanya merugikan penduduk sekitar Danau Toba tetapi jelas akan merugikan warga dunia. Tidak berlebihan juga bila diprediksi bencana dan malapetaka pasti akan terjadi hanya menunggu masalah waktu saja bila tidak ditangani secara serius.

9. Keadaan ini bukannya tidak dipahami dan disadari masyarakat, namun karena tekanan ekonomi membuat mereka merasa tidak mampu berbuat apa-apa. Bagi rakyat, urusan perut, biaya anak sekolah, biaya adat adalah ancaman bencana yang utama, dibanding ancaman bencana alam yang sebenarnya. Yang menggembirakan, di beberapa titik atau desa masih ada ditemukan perorangan maupun kelompok masyarakat yang berbuat untuk mengatasi keadaan tersebut. Tetapi apabila dilihat dari segi luasan dan besaran keadaan yang harus dipulihkan dan dilestarikan, jumlahnya masih tidak sebanding.

10.Pemerintah dan banyak pihak sudah banyak melakukan penelitian, studi, seminar, dialog publik lokakarya, perumusan konsep pengelolan Danau Toba. Lembaga, Forum, atau Kelompok juga sudah banyak menyatakan diri peduli Danau Toba. Proyek penghijauan dari era Orde Baru hingga paskareformasi sudah sangat besar mengeluarkan anggaran – susah dihitung jumlahnya, akan tetapi dalam realitasnya belum ada yang dapat dilihat secara nyata dan signifikan adanya kebijakan pemerintah yang jelas dan terukur untuk mengelola, memulihkan dan melestarikan Danau Toba.

11. Pada tahun 2010 Presiden RI telah mengeluarkan Perpres dengan menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional. Dalam kerangka itu juga sedang dalam proses pembuatan rencana tata ruang yang khusus untuk itu. Ini tentu suatu kemajuan perhatian Negara terhadap pengelolaan kawasan Danau Toba ke depan dimana selama ini terkesan dilupakan, akan tetapi adalah hal yang wajar bila elemen-elemen yang memberi perhatian terhadap Danau Toba seperti kami, masih dibarengi rasa wanti-wanti karena masih wait and see apa perencanaan pembangunan yang akan dilakukan oleh Pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun