A. Arti Hidup menurut perspektif alquran.
Dalam Al-Qur'an, kehidupan manusia dimulai dengan penciptaan oleh Allah yang Maha Kuasa. Al-Qur'an menjelaskan bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana termasuk dalam Surah Adh-Dhariyat ayat 56:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adh-Dhariyat: 56)
Ayat ini menggarisbawahi bahwa tujuan hakiki dari hidup adalah ibadah kepada Allah, yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah (ibadah mahdah) maupun dalam interaksi sosial (ibadah ghair mahdah). Ibadah kepada Allah bukan hanya terbatas pada ritual seperti shalat, zakat, atau puasa, tetapi juga mencakup segala bentuk perbuatan baik yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur'an juga mengingatkan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan merupakan tempat untuk mencari bekal menuju kehidupan abadi di akhirat. Dalam Surah Al-Ankabut ayat 64, Allah Swt. berfirman:
"Dan hidup di dunia ini tidak lain hanyalah permainan dan senda gurau, dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui."(QS. Al-Ankabut: 64)
Ayat ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia bukanlah tujuan utama, tetapi merupakan ujian bagi manusia untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan yang lebih kekal dan abadi di akhirat.
B. AL-Qur'an sebagai panduan untuk menemukan tujuan hidup .
tujuan hidup manusia menurut Islam diterangkan dalam surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi “orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an:
"Apakah kamu mengira bahwa Kami telah menciptakan kamu dalam permainan (tanpa tujuan) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS Al Muminun 115)
Dari ayat di atas, kita dapat menyimpulkan, kita diciptakan untuk tujuan yang lebih dari sekadar bermain dan bersenang-senang dalam hidup ini. Kita memiliki tujuan hidup yang harus kita ketahui dan harus menjalani hidup sesuai dengan tujuan tersebut.
Dalam ayat lain Al-Qur'an Allah SWT berfirman bahwa:
"Ketahuilah bahwa kehidupan dunia ini hanyalah hiburan dan permainan dan perhiasan dan saling membanggakan dan persaingan dalam peningkatan kekayaan dan anak-anak - seperti perumpamaan hujan yang tanamannya [hasilnya] pertumbuhan menyenangkan para penggarap; kemudian mengering dan Anda melihatnya menguning; kemudian menjadi puing-puing [tersebar]. Dan di akhirat ada azab yang pedih dan ampunan dari Allah serta ridha. Dan tidak ada kehidupan dunia kecuali kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid ayat 20)
Dalam ayat di atas, Allah menyatakan bahwa realitas kehidupan ini adalah salah satu penipuan yang mana kita tidak boleh sampai jatuh ke dalamnya hanya karena kesenangan sementara.
Allah SWT telah membimbing manusia kepada tujuan hidup yaitu beribadah kepada-Nya dan mencari keridhaan-Nya. Al-Qur'an dalam hal ini adalah salah satu cara terbaik untuk mengetahui cara-cara di mana seseorang dapat memenuhi tujuan ini untuk menyenangkan Allah SWT dan memberi makna pada hidupnya. Alasan utama penciptaan kita adalah ibadah. Kita harus memenuhi tujuan hidup kita ini dengan mengikuti perintah Allah yang diberikan dalam Quran.
C. AL-Qur'an tentang dunia dan akhirat.
Salah satu inti ajaran Al-Qur'an adalah pemahaman tentang keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan dunia ini adalah sementara, sedangkan kehidupan akhirat adalah kekal. Al-Qur'an mengingatkan umat Islam untuk tidak terlalu terpaku pada kesenangan duniawi, tetapi untuk mengutamakan persiapan untuk kehidupan abadi di akhirat. Dalam Surah Al-Qasas ayat 77, Allah Swt. berfirman:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari dunia." (QS. Al-Qasas: 77)
Ayat ini mengajarkan umat Islam untuk tidak mengabaikan dunia, tetapi menjadikan dunia sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan akhirat. Kehidupan dunia harus dijalani dengan cara yang benar, dengan mencari rezeki yang halal, berbuat baik kepada sesama, dan menjaga diri dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan di akhirat, tempat di mana setiap amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan. Dalam Surah Al-Imran ayat 185, Allah Swt. berfirman:
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya akan diberikan balasan kepada kalian pada hari kiamat dengan sempurna terhadap apa yang telah kalian kerjakan."(QS. Al-Imran: 185)
Ayat ini mengingatkan umat Islam bahwa hidup di dunia ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk amal saleh, karena segala perbuatan akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat.
D. Keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Keseimbangan dunia dan akhirat adalah prinsip ajaran Islam yang mengajarkan untuk menyeimbangkan segala aspek kehidupan, tanpa condong kepada salah satu perkara saja. Sikap ini disebut tawazun.
Al-Qur'an menuntun umat Islam untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Umat Islam diajarkan untuk bekerja keras dan mencari rezeki dengan cara yang halal, namun tetap tidak melupakan tanggung jawab terhadap Allah dan sesama manusia. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 200-201, Allah Swt. berfirman:
"Dan berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."(QS. Al-Baqarah: 201)
Mencapai kebahagiaan duniawi yang halal dan kebahagiaan ukhrawi (akhirat) merupakan tujuan hidup yang diajarkan oleh Al-Qur'an. Kehidupan yang penuh dengan amal saleh, rasa syukur kepada Allah, serta menjaga hubungan baik dengan sesama adalah jalan menuju arti hidup yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H