Mohon tunggu...
K. Efendi
K. Efendi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Bina Bangsa

Jalani kehidupan ini sesuai takdirNya...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebuah Pelajaran: Dampak Pembelajaran Daring terhadap Pendapatan Penjual Jajanan Pangan

8 Desember 2021   05:41 Diperbarui: 8 Desember 2021   06:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemberlakuan pembelajaran daring menambah kebutuhan hidup mereka. Karena dari hasil wawancara dengan semua infroman kunci (key informan) mempunyai tanggungan anak yang masih sekolah. Sehingga untuk mengikuti pembelajaran daring, mereka harus membeli kuota data internet dan gadget agar anak-anak mereka bisa mengikuti pembelajaran daring. Belum lagi waktu mereka tersita untuk mendampingi anak-anaknya dalam pembelajaran daring dan pengerjaan tugas-tugas sekolah.

Kesulitan hidup di masa pandemi Covid-19 yang dialami sebagian besar masyarakat kecil, khususnya para pedagang pangan jajanan anak sekolah (PJAS) di lingkungan SD Negeri Gempol tidak lepas menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah dalam membantu meringankan beban kehidupan mereka. Tanggung jawab pemerintah tersebut direalisasikan dalam bentuk bantuan sosial, baik yang bersumber dari APBN maupun dari APBD. 

Program bantuan sosial tersebut seperti halnya Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Sosial Pangan (BSP), bantuan UMKM, dan subsidi listrik. Meskipun dalam pelaksanaan pemberian bantuan sosial tersebut masih belum merata dan tepat sasaran.

Upaya pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19 melalui kebiajakn stay at home, work for home (WFH), PSBB, PPKM Mikro, dan terakhir PPKM Level 1-4 tidak akan berjalan maksimal selama tidak ada jaminan pemenuhan kebutuhan hidup terutama bagi masyarakat yang mempunyai keterbatasan ekonomi. 

Hal ini diungkapkan oleh para pedagang pangan jajanan anak sekolah (PJAS) di lingkungan SD Negeri Gempol yang mengatakan bahwa sebenarnya di era pandemi  Covid-19 ini mereka juga khawatir untuk melakukan aktivitas berdagang dan kontak dengan orang banyak di luar rumah, namun mereka juga tidak ada pilihan selain harus tetap berjulan agar bisa bertahan hidup memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selama ini bantuan dari pemerintah yang mereka dapatkan juga belum sebanding dengan jumlah pendapatan yang biasa mereka hasilkan dari berjualan di lingkungan SD Negeri Gempol pada saat kondisi normal. 

Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, dengan pembelajaran daring bagi anak-anak mereka menjadi tambahan pengeluaran yang sebelumnya tidak terpikirkan. Namun dibalik semua kesulitan hidup dan kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda, mereka masih bisa bersyukur atas nikmat sehat yang Allah berikan untuk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun