Pembahasan dalam filsafat mencakup segala permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan, termasuk dalam masalah pendidikan yang disebut dengan filsafat pendidikan.Â
Dalam konteks filsafat pendidikan, kedudukan filsafat berfungsi memberikan arah dan metodologi terhadap praktek pendidikan, sebaliknya praktek pendidikan berfungsi memberikan bahan bagi pertimbangan secara filosofis. Hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan menurut pendapat Brubacker (1950:19) ada empat hal yakni :
(a) Philosophy is primary and basic to an educational philosophy,Â
(b) Philosophy is the flower not root of education,
(c) Educational philosophy is an independent discipline which might benefit from contact with general philosophy, but this contact is not essential,Â
(d) Philosophy and the theory of education is one.
Keterkaitan antara filsafat dengan filsafat pendidikan dicermati dari pendekatan yang dilakukan menurut KneJler (1971:1), yaitu pendekatan spekulatif, preskriptif dan analitik.Â
Pendekatan spekulatif merupakan pemikiran secara sistematis tentang segala sesuatu yang ada berdasarkan dorongan daya manusia untuk melihat segala sesuatu secara keseluruhan.Â
Pendekatan preskriptif merupakan pendekatan dalam rangka upaya menyusun standar ukuran tingkah laku, nilai dan lainnya termasuk dalam ukuran baik, burak, benar, dan salah.Â
Sedangkan pendekatan analitik merupakan pendekatan yang berusaha mengenali makna dari sesuatu dengan mengadakan analisis bahasanya (Bamadib, 1988:8-9). Selain pendapat tersebut Kneller (1971:1) menyebutkan tentang filsafat pendidikan dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan dalam ungkapan "educational philosophy seeks to comprehend education in its entirety, interpreting it by means of general concepts that will guide our choice of educational ends and policies".Â
Ketiga pendekatan filsafat yang dikemukakan di atas, apabila ditinjau dalam konteks filsafat pendidikan, maka pendidikan dipandang sebagai upaya untuk mengembangkan kepribadian manusia, yang di dalamnya dibahas tentang nilai, etika manusia serta sikap manusia terhadap suatu kebenaran.Â